Mohon tunggu...
A Zainudin
A Zainudin Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Sastra

Menulis sesuai kata hati.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Fenomena Ghaida dan Pebulu Tangkis Indonesia yang Membela Negara Lain

19 Juli 2020   19:27 Diperbarui: 20 Juli 2020   08:33 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun dengan alasan kecewa dengan PBSI serta tawaran dari Rexy Mainaky yang saat itu melatih Tim Inggris, membuat mereka memilih karier di Inggris dengan capaian yang tidak main-main, yaitu peringkat 1 dunia dengan meraih beberapa gelar mayor seperti Singapura Terbuka (2002), serta Swiss Terbuka dan Jepang Terbuka (2003) selain runer up All England dan Indonesia Terbuka (2002).  Mereka Kembali ke Indonesia setelah diminta PBSI serta status mereka sebagai Permanent Residence yang membuat kepulangannya tidak ada hambatan.  Setahun setelah balik, mereka mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia di Olimpiade Athena.

Eng Hian/Flandy Limpele, Sumber: bali.tribunenews.com
Eng Hian/Flandy Limpele, Sumber: bali.tribunenews.com

7) Arif Rasidi dan Weny Rahmawati Rasidi

Arif dan Weny adalah pebulutangkis Indonesia yang pindah ke dan membela  Perancis sejak awal tahun 2000-an.  Saat masih membela Indonesia, Arif Rasidi sempat meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia Yunior tahun 1998, sementara prestasi Weny tidak signifikan.  Prestasi mereka saat membela Perancis juga tidak terlalu prestisius untuk ukuran Indonesia namun cukup bagus untuk negara tersebut dan menjadi tonggak penting untuk prestasi selanjutnya.

Setelah pensiun sebagai pemain, pebulutangkis yang akhirnya menjadi suami istri tersebut menjadi pelatih dan pengurus asosiasi bulutangkis Perancis yang kini menjadi salah satu negara bulutangkis yang kuat di Eropa, bersaing ketat dengan Denmark, Inggris, atau pun Jerman.

8)Hendri Kurniawan Bersaudara

Hendri Kurniawan Saputra, Wandry Kurniawan Saputra, Hendra Widjaya, serta Shinta Mulia Sari membela Singapura karenma memang merasa bahwa persaingan menjadi pemain pelatnas Indonesia sangat berat.  Bahkan, Hendra Widjaya dan  Shinta Mulia Sari membela Singapura sejak yunior setelah lolos audisi. 

Prestasi mereka cukup bagus untuk singapura. Hendri Saputra yang berpasangan dengan adiknya Hendra Widjaya meraih medali perunggu untuk Pesta Olah Raga Persemaksmuran Inggris tahun 2010, dan medali perunggu ganda campuran tahun 2006 bersama Li Yujia. 

Hendra Widjaya sendiri awalnya adalah pemain tunggal. Bahkan prestasinya cukup bagus saat yumnior dengan meraih medali perak di Kejuaraan Dunia Yunior dan Kejuaraan Asia Yunior tahun 2002. Prestasi Mulia Sari lebih bagus lagi. Bersama Yao Lei, Shinta mampu meraih gelar super series (satu-satunya hanigga saat ini) saat menjuarai Singapura Terbuka tahun 2010. Selain itu, Shinta juga meraih gelar India Terbuka (2010).

Saat ini mereka sudah pensiun dari pelatnas Singapura. Hendri beralih menjadi pelatih dan saat ini menukangi tunggal putera utama Indonesia yang beranggotakan Antony Ginting, Jonathan Cristie dan Shesar Hiren.

Hendry K Saputra saat melatih . Sumber: indosport.com
Hendry K Saputra saat melatih . Sumber: indosport.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun