Setelah bermain, Fung melanjutkan dengan melatih pemain China Taipei terutama pemain yunior. Salah satu pemain hasil polesannya adalah Cheng Chao Chieh yang menjadi juara dunia yunior tahun 2004 serta peraih perunggu Kejuaraan Dunia Tahun 2005 dan menjadi salah satu tonggak penting bagi negara tersebut untuk mencetak prestasi dunia hingga saat ini. Â Setelah kontraknya berakhir tahun 2006, Fung akhirnya balik ke Indonesia dan menjadi pelatih klub asalnya, PB Djarum Kudus.
2) Ronald Susilo
Kedatangan Ronald Susilo ke Singapura awalnya adalah untuk melanjutkan sekolah di negara tetangga tersebut. Namun, kondisi krisis ekonomi tahun 1998 membuat Ronald berniat membantu orang tuanya dengan menjadi pemain bulutangkis professional sekaligus membela Singapura. Kariernya cukup mentereng untuk ukuran Singapura. Â
Dia mampu menjadi pemain Singapura pertama dan satu-satunya yang menjuarai turnamen Thailand Terbuka (2003) dan Jepang Terbuka (2004), serta memiliki peringkat terbaiknya 8 besar dunia. Tahun 2004, bahkan Ronald mampu mengejutkan publik saat mengalahkan Lin Dan di Olimpiade Athena yang akhirnya dijuarai oleh Taufik Hidayat tersebut.
Setelah meniti karier sebagai pemain, Ronald kemudian mendirikan akademi bulutangkis di Singapura dengan menggunakan namanya.
3) Mia Audina
Di antara pebuliutangkis yang pindah negara baru yang dibelanya, kasus Mia Audina merupakan yang paling kontroversial, sebab Mia pindah bukan karena kalah bersaing. Â Pernikahannya dengan seorang penyanyi gereja asal Belanda, Tyllo Lobman membuatnya harus pindah ke negara Belanda. Â
Keinginannya untuk tetap membela Indonesia dengan tetap tinggal dan berlatih di Belanda ditolak PBSI karena dipandang menyalahi aturan yang ada. Â Karena keinginan bermainnya yang tinggi, Mia akhirnya pindah kewarganegaraan dan membela Belanda di berbagai kejuaraan Internasional sejak tahun 2000.Â
Bakatnya yang begitu besar, mengingatkan kita sebagai pemain termuda yang membela Tim Uber sepanjang sejarah sekaligus menjadi penentu kemenangan Tim Uber Indonesia tahun 1994 saat usianya belum genap 15 tahun serta peraih medali perak Olimpiade Atlanta 1996 menjelang ulang tahunnya yang ke-17, tetap menjadikannya sebagai pemain berprestasi meski membela negara yang prestasi sebelumnya tidak menonjol.Â