Mudik telah menjadi tradisi bagi warga Indonesia untuk menyambut lebaran. Menurut KBBI sendiri mudik di ambil dari kata mu-dik (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai pedalaman). Maka dapat di artikan bahwa mudik adalah sebuah perjalanan jauh yang umumnya di lakukan oleh orang yang merantau jauh dari kampung halamannya.Â
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang di sampaikan oleh pemudik, " Mudik itu ya pulang ke rumah, rumah asal. Biasanya kan yang mudik itu orang yang mudik itu asal nya dari desa dan merantau ke kota buat kuliah atau cari pekerjaan. Menurut ku juga mudik ini udah jadi tradisi pas tiap lebaran lah ya, apalagi orang indo (Indonesia) itu kan kaya gimana si, orang nya suka silaturahmi gitu kan, saling maaf-maaf an, jadi ya pasti kebanyakan orang yang merantau itu pengen mudik buat ketemu keluarga nya di rumah lah, silaturahmi juga sama temen-temen nya yang di rumah." Ujar Haidar, mahasiswa salah satu universitas di Yogyakarta yang juga mudik ke kampung halaman nya (15/04/2024).
Berdasarkan wawancara tadi maka dapat di katakan bahwa mudik telah menjadi tradisi rutin di Indonesia. Sebagian besar pemudik adalah perantau yang sedang menuntut ilmu di kota orang ataupun seorang pekerja yang mengais rezeki di kota orang. Alasan pemudik melakukan mudik ini umumnya memang untuk bertemu dengan keluarga yang di tinggalkan untuk merantau ke kota.Â
Dari wawancara tadi juga dapat di katakan bahwa mudik adalah tradisi yang terjadi setiap lebaran ataupun menjelang lebaran. Pada wawancara di atas juga di katakan bahwa Orang Indonesia memiliki tradisi bersilaturahmi dan saling maaf memaafkan pada saat lebaran. Hal ini juga yang mendorong dan menjadi alasan para perantau untuk pulang ke kampung halamannya.
Di lansir dari kompas.tv.com Mudik memiliki asal usul yang berasal dari tradisi masyarakat Melayu pada masa lampau yang bertempat tinggal di hulu sungai dan sering berpergian ke hilir sungai. Mereka akan berbondong-bondong pergi ke hulu sungai dan akan berbondong-bondong kembali ke hulu sungai pada sore hari setelah urusan mereka selesai.Â
Pada masa sekarang istilah mudik umum di gunakan untuk merepresentasikan kegiatan seseorang yang pulang ke kampung halamannya. Umumnya tradisi mudik ini terkhusus kan bagi umat muslim untuk merayakan hari kemenangan Idhul Fitri bersama keluarga dan sanak saudara di kampung halamannya.
Masih dari melansir dari kompas.tv.com, adapun di Indonesia, Heddy menyatakan bahwa asal muasal mudik mulai populer pada era tahun 1970-an, setelah pembangunan pusat pertumbuhan di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan pada masa orde baru. Akibat nya dari hal ini adalah terjadinya urbanisasi yang di lakukan orang-orang yaitu, pindah dan menetap di kota dan mencari pekerjaan. Mudik tidak hanya menjadi tradisi lebaran di Indonesia. Tradisi ini juga ada di Eropa dan Amerika yang melakukan mudik pada perayaan Thanksgiving ataupun perayaan Natal, ujar Heddy.
Namun, tentu saja dalam perjalanan mudik, pemudik akan menghadapi berbagai tantangan dari berbagai aspek yang mengakibatkan mudik tidak dapat di lakukan semudah itu dan dapat menimbulkan pertanyaan baru, sebenarnya perlu gak sih mudik? " males nya mudik naik kendaraan pribadi tu ya pasti macet, soalnya kan rombongan orang tuh pada mudik semua, apalagi jalan-jalan gede tuh pasti macet banget, kalo macet doang mending la, di beberapa spot juga ada jalan yang rusak itu sih yang bikin macet makin parah.Â
Mau naik angkutan umum kaya kereta, mahal tiket nya, naik bis sama aja macet. Tapi kalo ga pulang tuh, gimana gitu rasanya, mana kan di tanyain mulu ya. Serba salah deh." Ujar Adhiwira yang berasal dari Kabupaten Purbalingga dan menjadi mahasiswa di salah satu kampus di kabupaten Semarang (15/04/2024).
Pada wawancara dengan Adhiwira di sebutkan bahwa macet masih menjadi masalah utama dalam fenomena mudik. Di lansir dari laporan pada website Kementrian Perhubungan Republik Indonesia, dephub.go.id. Terjadi peningkatan angkutan pribadi yang melakukan perjalanan mudik sebesar 18,87%. Jumlah mobil yang keluar dan masuk Jabodetabek melalui jalur Tol Jasamarga dan arteri tercatat sebanyak 414.547 kendaraan dan 2.072.735 orang, data ini naik jika di bandingkan dengan periode normal harian tahun 2024.