Mohon tunggu...
Arif Uopdana
Arif Uopdana Mohon Tunggu... Lainnya - uopdana 1993

Fakir ilmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Emas

12 Juni 2021   17:15 Diperbarui: 12 Juni 2021   19:48 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan penambangan dan pendulangan emas oleh penduduk asli Amerika di Florida. Ukiran oleh Theodore De Bry (1951) / alamy.com

Sejak dahulu kala, emas adalah salah satu logam yang paling banyak digunakan dalam peradaban manusia. Sifatnya yang kuat, tahan korosi, mudah dibentuk, dan berwarna menarik membuatnya sangat popular untuk dimanfaatkan. 

Emas diperkirakan terbentuk dalam nukleosintesis supernova sehingga telah ada sejak pembentukan tata surya (Seeger,Fowler, & Clayton, 1964). Namun emas yang terbentuk dalam nukleosintesis supernova ini tenggelam ke dalam inti bumi dalam masa pembentukan bumi. 

Oleh karena itu, sebagian besar emas yang berada di kerak dan matel Bumi diperkirakan berasal dari asteroid-asteroid yang menabrak Bumi selama masa Pemborbardiran Berat Akhir (Late Heavy Bombardment/Lunar Cataclysm) sekitar 4 miliar tahun yang lalu (Willbold, Elliott, & Moorbath, 2011).

Di era modern ini, emas masih menjadi salah satu komoditas ekonomi yang memiliki nilai tinggi. selain menjadi perhiasan, emas merupakan salah satu cadangan Devisa dan juga merupakan instrument investasi yang Safe Haven. Lalu Sejak kapan logam emas yang pada table periodic diberi symbol Au ini mulai digunakan dalam peradaban umat manusia?

Kepingan emas alami ditemukan oleh para ahli studi fosil pada gua-gua di Spanyol yang digunakan manusia jaman paleolitik sekitar 40.000 SM (Sebelum Masehi). Artefak emas paling tua ditemukan di Necropolis varna dekat Danau varna di Bulgaria berasal dari zaman Tembaga (Copper Age) yaitu pada 4.600 SM hingga 4.200 SM. 

Pada tahun 1990, artefak emas lain ditemukan di pemakaman gua Nakhal Kana, Israel yang berasal dari zaman perunggun (Bronze Age). Kedua penemuan tersebut merupakan penemuan-penemuan artefak emas paling awal yang berhasil merekam sejarah artefak dengan baik (Gopher, Tsuk, Shalev, & Gophna,1990)

Interaksi manusia dengan emas pertama kali tercatat di Mesir kuno sekitar 3.600 SM. Dalam mitologi Mesir Kuno, emas berperan sangat penting. Hal ini terlihat dari batu nisan untuk mumi-mumi Firaun yang terbuat dari emas murni. 

Dengan sumber daya emas yang sangat besar, Mesir, terutama daerah hulu sungai Nil atas dekat laut Merah dan di daerah gurun Nubia adalah daerah produsen emas utama dunia pada masa itu. 

Pengrajin di Mesopotamia dan Pelstina mungkin memperoleh pasokan mereka dari Mesir dan Arab. Studi terbaru tentang tambang mahd Adh Dhahab (Tempat Lahirnya Emas) di kerajaan Arab Saudi mengungkapkan bahwa emas,perak dan tembaga ditemukan dari wilayah ini pada masa pemerintahan Raja Sulaiman (961 SM-922 SM).

Peta tambang emas tertua berasal dari dinasti ke-19 Mesir kuno (1.320-1.200 SM). Pada masa itu, emas yang ditambang dicairkan dengan api dan dibentuk. Akan tetapi, pada masa itu emas belum digunakan sebagai alat mata uang perdagangan. Piring emas dan daun emas banyak digunakan untuk menghias tempat suci, kuil, makam, sarkafogus, patung, senjata hias  ndan baju besi, keramik, barang pecah-belah dan perhiasan.

Topeng makam Firaun Tutankhamun yang dilapisi emas,1323 SM (Gopnik,2013) / geology.com
Topeng makam Firaun Tutankhamun yang dilapisi emas,1323 SM (Gopnik,2013) / geology.com

Selain di Mesir, daerah-daerah lain juga menemukan dan memanfaatkan emas. Perhiasan emas telah dipakai oleh pria dan wanita di peradaban Sumeria sekitar 3000 SM dan rantai emas pertama kali diproduksi di kota Ur pada 2500 SM. Peradaban Minoan di Kerta pada awal 2000 SM dikenal sebagai produsen pertama perhiasan rantau kabel (cable chain jewellery). 

Di Amerika Selatan, emas juga ditemukan pada peradaban Chavin di Peru sekitar 12000 SM dengan penambangan dan pengecoran emas dilakukanoleh masyarakat Nazca dari tahun 500 SM. Eksplorasi Eropa di Amerika lebih dari seribu tahun setelahnya dipicu laporan mengenai banyaknya emas yang dihasilkan oleh masyarakat asli Amerika terutama di Mesoamerica,Peru,Ekuador dan Kolombia (Daniels,2012)

Kegiatan penambangan dan pendulangan emas oleh penduduk asli Amerika di Florida. Ukiran oleh Theodore De Bry (1951) / alamy.com
Kegiatan penambangan dan pendulangan emas oleh penduduk asli Amerika di Florida. Ukiran oleh Theodore De Bry (1951) / alamy.com

Pembuatan kepingan koin emas Ying Yuan dilakukan oleh China pada 1091 SM. Kepingan emas ini berbentuk kotak dalam berbagai ukuran dan banyak ditemukan pada makam, sehingga diduga kepingan emas ini lebih digunakan sebagai uang pemakaman daripada alat tukar. 

Pada 550 SM, raja Kroisos dari kejayaan Lydia (Turki) mencetak koin emas pertama dan menjadikannya sebagai mata uang. Sejak saat itu, orang-orang Yunani kuno mulai melakukan penambangan emas pada daerah Mediteranian dan Timur Tengah, dan penggunaan koin sebagai mata uang semakin berkembang dan berlanjut pada masa kerajaan Romawi. Salah satu koin emas yang paling terkenal adalah Bezant atau cetakan koin emas Romawi yang pertama kali diperkenalkan pada masa pemerintahan kaisar Konstantin.

Seiring pertumbuhan kerajaan Romawi (509 SM -106 SM), teknologi penambangan mengalami kemajuan dikarenakan meluasnya daerah kekuasaan Roma yang sumber dayanya dapat dimanfaatkan. Metode penambangan yang telah ada dan berkembang sejak Zaman Perunggu, seperti peleburan dan penempaan logam, tetap digunakan Elektrum, paduan emas dan perak yang terbentuk secara alami, sebelumnya dimanfaatkan tanpa dimurnikan. 

Pada masa penguasaan Romawi, pemurnian electrum mulai dilakukan dengan metode cupellation yang dikembangkan, yaitu dengan menuangkan electrum yang sudah dilelehkan ke dalam air dingin dan dicampurkan dengan garam untuk memisahkan emas dengan perak klorida (Tylecote,1962). Penambangan emas yang terdapat di daerah perairan pun mulai dilakukan pada skala besar dengan metode penambangan hidrolik.

Seiring pertumbuhan kerajaan Romawi (509 SM-106 SM), teknologi penambangan pun mengalami kemajuan dikarenakan meluasnya daerah kekuasaan Roma yang sumber dayanya dapat dimanfaatkan. Metode penambangan yang telah ada dan berkembang sejak Zaman perunggu, seperti peleburan dan penempaan logam, tetap digunakan Elektrum, paduan emas dan perak yang terbentuk secara alami, sebelumnya dimanfaatkan tanpa dimurnikan. 

Pada masa penguasaan Romawi, pemurnian electrum mulai dilakukan dengan metode cupellation yang dikembangan, yaitu dengan menuangkan electrum yang sudah dilelehkan ke dalam air dingin dan dicampurkan dengan garam untuk memisahkan emas dengan perak klorida (Tylecote,1962). Penambangan di daerah perairan pun mulai dilakukan pada skala besar dengan metode penambangan hidrolik.

Emas semakin banyak dimanfaatkan sebagai mata uang di benua Eropa. Pada abad ke-14 nilai logam-logam berharga mulai diklasifikasikan. Koin-koin emas semakin banyak dicetak dan diedarkan. Pada tahun 1717, Inggris melakukan penetapan nilai koin emas. Pada mas itu, satu koin emas bernilai sama dengan 77 shilling.

Pada tahun 1783, Amerika serikat memerdekakan diri dari Inggris. Di tahun 1792, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan Mint  and Coinage Act yang menetapkan harga emas tetap dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS). Peraturan tersebut memprakarsai terjadinya system standa emas. 

Standar emas merupakan istilah yang merujuk pada system moneter yang menggunakan emas murni sebagai alat pembayaran yang sah, emas sebagai satuan dasar nilai uang, serta dasar perbandingan nilai berbagai mata uang. Setiap dolar yang diterbitkan didasari oleh emas yang disimpan, dengan nilai 1 ounce emas pada tahun 1879 setara dengan 20,67 dolar AS (Siegler,2017)

Sepanjang abad ke-19 terjadi Gold Rush, yakni era baru penemuan emas, yang diikuti dengan migrasi besar-besaran pekerja ke daerah-daerah dimana emas banyak ditemukan terjadi seperti Carolina Utara (1799),California (1848), hingga Australia (1850an). 

Kemudian, setelah melewati dua perang dunia, para pemimpin dunia menyepakati persetujuan Bretton Woods pada tahun 1944. Perjanjian Bretton Woods membentuk system moneter global baru. Isi dari perjanjian tersebut adalah untuk menggantikan standar emas dengan dolar AS sebagai mata uang global. Dengan begitu, Amerika sebagai kekuatan dominan dalam ekonomi dunia.

Pada awal 1970-an, perang Vietnam menyebabkan standar pertukaran emas runtuh sehingga tidak ada lagi mata uang yang distandarkan menurut emas. Anggaran Amerika kolaps dan pada tahun 1971, presiden Nixon mengakhiri system Bretton Woods hingga dikenal dalam sejarah sebagai Nixon shock. Penggunaan emas sebagai investasi menjadi sangat popular setelah berakhirnya system Bretton Woods.

Pada tahun 1999 Swiss menjadi Negara terakhir yang menggunakan standar emas setelah melalui referendum dengan 59% setuju untuk mengakhiri penggunaan standar tersebut. 

Saat ini tidak ada satu pun Negara di dunia yang menggunakan standar emas untuk system moneter. Namun, sebagian besar Negara di dunia mempertahankan cadangan emas yang besar untuk mempertahankan mata uang mereka. Cadangan emas Amerika Serikat bertempat di Fort Knox Bullion Depository, Kentucky, berada dibawah Pengawasan Direktur percetakan uang. Amerika Serikat memegang lebih banyak emas batangan daripada Negara lain di dunia.

Selain digunakan sebagai perhiasan dan mata uang, emas juga digunakan dalam bidang medis. Emas telah digunakan dalam perawatan gigi selama lebih dari 3000 tahun. Etruria pada abad ke-7 SM menggunakan kawat emas untuk pengganti gigi hewan. 

Pada abad pertengahan, para ahli alkimia Eropa membuat eliksir aurum potabile yang menggandung emas di dalamnya. Nicholas Culpepper, seorang dokter dari Inggris pada abad ke-17, menganjurkan minuman yang mengandung emas sebagai obat penyakit seperti demam. 

Kemudian pada abad ke-19, campuran emas klorida dan natrium klorida digunakan untuk mengobati sifilis. Senyawa emas digunakan dalam pengobatan modern di abad  ke-20 untuk penyakit tuberculosis. Pengobatan ini terbukti tidak efektif. Namun setelah penelitian selama tiga puluh tahun, senyawa emas terbukti dapat digunakan untuk mengobati radang sendi (rheumatoid arthritis).

 Sejak saat itu emas banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit artritis lainnya. Terapi emas juga mulai digunakan untuk mengobati  berbagai penyakit inflamasi kulit (fricker,1996). 

Di masa modern ini, penggunaan emas dalam bidang medis juga semakin maju. Peralatan diagnostic dan bedah non-invasif dengan laser mengandalkan emas sebagai salah satu komponen utama untuk memfokuskan cahaya. Selain itu diagnosis, emas, yang memiliki sifat tidak beracun, tidak berkarat, dan ramah terhadap tubuh manusia, juga digunakan untuk mencegah meluasnya kanker prostat melalui injeksi butir-butir mikroskopik emas (Kiroyan,2008)

Selain dimanfaatkan dalam kemajuan bidang medis, emas juga digunakan dalam teknologi eletronik. Emas, yang dibentuk sedemikian rupa sehingga leih tipis dari rambut manusia, digunakan sebagai penghubung semikonduktor dan printed circuit board (PCB) untuk menjadi 'otak'komputer. Komponen-komponen kecil pada televisi dan telepon pun mengandung emas karena sifat emas yang dapat menghantarkan arus listrik dan tidak berkarat. Selain itu,emas juga dapat digunakan sebagai pelindung compact disk (CD) berkualitas tinggi agar tahan lama (Kiroyan, 2008).

Referensi:
Arif,Irwandy. (2020). Emas Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kirkemo,Harold. William L.Newman and Roger P.Ashley. (1998). Gold. Washington,D.C. :USGS Government Printing Office

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun