Oleh Arifulhak Atjeh
Peradaban manusia selalu dicirikan dengan interaksi sosial yang unik, salah satunya penggunaan salam. Bila mendatangi suatu kaum maka akan ada "Sapaan Mutlak" yang harus diperhatikan untuk digunakan saat bertemu di jalanan, di pasar, berdua, terlebih lagi bila betemu dalam suatu perkumpulan. Salam akan membangkitkan hubungan batin diantara pribadi dalam kelompok tersebut yang disebut tali kekerabatan (Maryani H,dkk :2012)
Salam sebagai pembuka interaksi merupakan sebuah sapaan. Orang bertemu lalu saling menyapa menunjukkan adanya keselarasan sikap saling menghormati, sesama manusia tanpa memandang perbedaan.
Negeri kita nan elok terkenal di seantero  dunia karena keramahannya dimulai dari salam. Siapapun yang bertemu di jalan secara kebetulan dan tidak saling mengenal tetapi dengan salam akhirnya bisa akrab. Bagi yang belum saling kenal, maka sapaan merupakan sebuah perkenalan untuk mendekatkan diri. Beberapa ucapan pembuka interaksi : "Selamat Pagi", "Selamat Siang", "Selamat Malam", "Selamat Menikmati Hidangan", "Selamat Beristirahat" adalah sapaan yang menyatu dan mampu merekatkan persahabatan.
Sejarah Ucapan Salam
Sekilas,bisa ditelusuri bahwa salam pertama sekali telah ada sejak manusia diciptakan oleh Allah Subhanahuwata'ala. Salam merupakan bagian ibadah ummat Islam. Maka tidak heran bila mengucapkan salam akan mendapatkan ganjaran pahala ibadah bagi seseorang. Seseorang mengucapkan salam maka wajib untuk menjawabnya.
Imam Bukari dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa menyebutkan, "Dahulu Allah menciptakan Adam 'alaihissalam yang tingginya enam puluh hasta kemudian berfirman, "Pergilah kamu dan berilah salam kepada mereka para Malaikat dan dengarkanlah bagaimana mereka menjawab salam penghormatan kepadamu dan juga salam penghormatan dari anak keturunanmu". Maka Adam menyampaikan salam, 'Assalamu'alaikum' (kesalamatan atas kalian). Mereka menjawab, 'Assalaamu 'alaika wa rahmatullah,' (kesalamatan dan rahmat Allah atasmu) mereka menambahkan kalimat 'wa rahmatullah'. Nanti setiap orang yang masuk surga bentuknya seperti Adam dan manusia terus saja berkurang (tingginya) sampai sekarang".
Selanjutnya, dalam Hadits Riwayaat Abu Dawud dan Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengucapkan, 'Assalamu'alaikum?' Beliau membalas salam orang tersebut, kemudian orang itu duduk. Nabi SAW bersabda: "Sepuluh pahala." Setelah itu ada orang lain yang datang dan mengucapkan salam, 'Assalamu'alaikum wa rahmatullah." Beliau membalas salam orang tersebut, kemudian orang itu duduk, maka beliau bersabda: "Dua puluh pahala." Setelah itu ada lagi orang yang datang dan mengucapakan salam, 'Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh', beliau membalas salam orang tersebut kemudian orang itu duduk. Beliau lalu bersabda: "Tiga puluh pahala. Keutamaan lain sebagaimana sabda Nabi SAW: "Jika dua orang muslim bertemu, lalu mereka bersalaman, memuji Allah 'Azza wa Jalla, dan meminta ampunan kepada Allah, maka diampuni untuk mereka berdua." (HR. Abu Daud).
Lalu, bagaimana kalau  Salam diucapkan oleh yang bukan muslim ? Rasulullah  Shallallaahu'Alaihi Wasallaam telah bersabda: "Jika seorang ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) memberi salam pada kalian, maka balaslah dengan ucapan "Wa 'alaikum."
SimpulanÂ