Oleh Arifulhak Atjeh
Seuntai bait mengiringi alunan musik
Seutas hati menyeringai lewati masa
Engkau yang tersenyum terengah di tengah gersangnya pasir
Takkan berpaling menatap hangatnya mentari
Tak ada yang tahu bahwa engkau sedang terperangah mencari mangsa
Tak ada yang tahu bahwa engkau sedang merenda zaman
Tak ada yang tahu bahwa engaku sedang berada di pusaran waktu
Tak ada yang tahu bahwa engkau sedang menggapai rencana ajaib
Wajah berbalut bedak putih menghiasi sepanjang hari
Engkau tersenyum menggoncang separuh nafas
Nafasnya para begal yang berkomplotaan ria di tengah genggamanmu
Engkau tak bergeming karena solekan tebal di pipimu
Jeritan hati para munafikun menghampiri sesaat ketika engkau terlena mesra
Di anjang sana engkau bangga dengan guratan noda di wajahmu
Pada setiap kata-katamu engkau lepaskan merasuki tulang
Perih, hitam, merah, bernoda tak berbekas
Riasan di wajahmu menjadi penanda di setiap akhir waktu
Engkau bercermin dengan kebohongan yang telah kau tabur
Engkau berdiri angkuh menunjuk siapapun yang engkau terkam
Dan ternyata engkau adalah si muka tembok tulen abad ini
#Medan@Kolong Sepi, Kamis,21 September 2023/7 Rabi'ul Awal 1445 H#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H