MENJADI ORANG YANG BERSYUKUR
olehÂ
ARIFULHAK Â ATJEH
Hidup di atas dunia ini boleh saja lama, tapi jangan lupa bahwa kehidupan yang dilalui haruslah mampu memberikan manfaat bagi diri, masyarakat, lingkungan dan bangsa.
Bila kehidupan kita menjadi beban bagi orang-orang di sekitar, itu berarti kita belum paham arti dan makna kita hidup. Seharusnya sejak anak-anak, kita sudah terbiasa dengan sifat membantu dan meringankan beban kehidupan yang dijalani.
Dari segi keimanan, orang yang beriman kepada Allah akan senantiasa bergerak untuk membangun keimanannya baik dengan cara sederhana hingga yang lebih ekstrim.
Orang beriman akan mampu menjalankan kehidupannya dengan sempurna karena ada panduan yang selalu menjadi rambu-rambu menuju kebaikan. Sebaliknya, orang yang mengabaikan keimanannya akan menjadi kelompok yang merugi.
Hidup hanyalah sekali.Jangan samapai penyesalan menyelimuti diri ketika telah berada di penghujung kehidupan.
Apa yang kita banggakan ? Pangkat? Jabatan?kedudukan? Harta?Emas?Berlian?Istana?Mobil Mewah?Ladang?Tanah?Ternak?Pasangan hidup?Anak Keturunan? Fisik?Suara?Semuanya akan ditinggalkan !
Usia yang kita miliki bersifat sementara.Kita tidak tahu kapan akan berakhir.Maka berhati-hatilah mempergunakannya. Orang yang berhati-hati di jalan kebenaran akan menjadi orang yang pandai bersyukur.
Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS.An-Nahl:8) ...dan
Terhadap nikmat Tuhanmu,nyatakanlah (dengan bersyukur) (QS.Adh_Dhuha:11)
Qs.Ad-Dhuha:11
Jadi, dengan merenungi kehidupan yang ada plus menjaalani dengan tuntunan yang sesuai dengan agama,maka kita akan menjadi orang yang pandai bersykur. Demikian, saudaraku.Semoga bermanfaat !
Medan,24 mei 2023/04 Dzulkaidah 1444 H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H