HIDUP Â BAHAGIAÂ
by  ARIFULHAK  ATJEH
Manusia ditakdirkan sebagai makhluk yang memiliki banyak kebutuhan untuk menjalani kehidupan. Setiap saat manusia berusaha memenuhi keinginan dan cita-citanya dan menjadikannya sebagai tujuan hidup baik bersifat materi maupun immateri. Uang,harta kekayaan,dan sederet jabatan yang disandang akan diraih dan menjadikannya sebagai tolok ukur kesuksesan hidup.
Di lain pihak,sebagian orang menderita akibat tidak tercapainya ambisi yang diinginkan seperti kurangnya materi yang didapatkan. Dan tentu saja,kita pasti mengakui bahwa beberapa orang yang terlahir beruntung dengan kemewahan adalah termasuk orang-orang yang memiliki hidup bahagia.
Akan tetapi,dibalik bergelimangnya materi yang diperoleh ada satu hal yang tentu tak bisa dibeli dan didapatkan yakni kebahagiaan.
Adalah hal lumrah bila dewasa ini orang disibukkan dengan berbagai training atau seminar  yang bertujuan bisa membuat bahagia mulai dari  yang berbiaya hingga non-biaya.Nah,muncul pertanyaan,"Apakah bahagia itu,bagaimana bisa bahagia, dan kapan bisa bahagia sebenarnya ?"
Dalam KBBI, bahagia diartikan sebagai keadaan atau perasaan senang dan tentram yang terbebas dari segala yang menyusahkan; beruntung. Sedangkan Aristoteles seorang filsuf Yunani mendefinisikan kebahagiaan dalam dua kategori yakni "hedonia" hal yang menyenangkan dan "eudaimonia" pencarian tentang makna hidup.Â
Definisi ini cukuplah bagi kita memaknai kebahagiaan itu dengan terdapatnya rasa senang dalam diri,baik yang diperoleh melalui pencarian makna hidup maupun segala hal yang bisa membebaskan diri dari hal yang menyusahkan.
Definisi ini diperkuat oleh Anisia Kumala dari UHAMKA yang mengatakan bahwa kebahagiaan yang berbeda-beda dan diperoleh dapat mempengaruhi cara untuk mencapainya. Ada yang mendapatkannya dengan berbagai macam hal yang mereka sukai, ada yang melakukannya dengan bersilaturrahim dengan keluarga, bahkan ada yang diam dan tak beranjak dari rumah, sudah merasakan kebahagiaan.
Selanjutnya Anisa juga menjelaskan bahwa hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya adalah bersifat stabil dan berkepanjangan, berbeda dengan senang yang cepat berubah, singkat, dan sesaat.
Sebagai contoh,penyanyi Michael Jackson dengan uang yang melimpah, harta banyak,ketenaran, semuanya ia peroleh namun, mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Casey Johnson yang hidup bergelimang kekayaan dan kemewahan selama hidupnya tapi berakhir tragis ditemukan telah meninggal tanpa siapapun mendampinginya di sebuah villa yang berantakan dalam usia yang masih muda.