Di dunia internasional, Soekarno juga berhasil menghimpun Negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Latin di Bandung pada tahun 1955. Pertemuan ini dilaksanakan pada 18-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung.
Konferensi ini bertujuan untuk membangun kerjasama ekonomi dan kebudayaan diantara negara-negara Asia-Afrika dan juga menyatukan kekuatan untuk melawan penjajahan / penindasan Amerika Serikat, Uni Soviet, dan Negara-negara penjajah lainnya. Konferensi ini akhirnya menjadi landasan kuat melahirkan kelompok kekuatan baru di dunia yang dikenal sebagai Negara-Negara Non Blok.
Di dalam negeri, pada setiap kali berpidato masyarakat begitu antusias mengelu-elukannya sebagai orang hebat karena mampu mengukir sejarah baru negeri ini. Dan tahun 1965 sebuah gerakan yang menamakan diri sebagai Gerakan 30 September 1965 / PKI melakukan kudeta terhadap kekuasaan pemerintah, namun berhasil diantisipasi oleh TNI.
Pada 22 Juni 1966 Presiden Soekarno menyampaikan pidato pertanggungjawaban dalam persidangan MPRS. Akan tetapi, pidato pertanggungjawaban tersebut ditolak dan berakhirlah masa pemerintahan Soekarno.
Selanjutnya, pada 17 Agustus 1966 Soekarno menyampaikan pidato kepresidenan yang terakhir kali dan salah satu isinya adalah tentang Jasmerah “Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah”.
Soekarno yang dikenal sebagai “Singa Podium” akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada hari Ahad, 21 Juni 1970 di RSPAD. Beliau dimakamkan di Blitar Jawa Timur di dekat makam keluarganya. Atas jasa-jasanya, Pemerintah juga menganugerahkan beliau gelar “Pahlawan Proklamasi” berdasarkan Keputusan Presiden No.081/TK/1986 ditandatangani oleh Presiden Soeharto. (Referensi : Dari Berbagai Sumber).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H