Ranieri pernah mengatakan, ada satu pemain, namanya N'Golo Kante, barangkali tak ada yang mengenal nama ini sebelumnya. "Dia selalu berlari tanpa henti, sehingga saya berpikir mestinya ada satu lusin baterai yang tersimpan di balik celananya. Dia tak bernah berhenti berlari dalam latihan," tulis Ranieri.
Saya katakan kepadanya, "Hei, N'Golo, lebih pelan. Lebih pelan. Tak perlu berlari terus setelah mengoper bola, oke?"
Dia menjawab, "Ya, bos. Ya, oke."
Dan kemudian, beberapa detik berlalu, saya melihat ke sisi lain dan dia sudah berlari lagi.
Ranieri berkata kepadanya, "Suatu hari saya ingin melihat kamu melepaskan umpan silang dan kemudian kamu sendiri yang menyelesaikannya dengan sundulan."
Ranieri adalah motivator bagi pemain Leicester, bagaimana tidak, datang untuk menyelamatkan tim dari degradasi, justru Leicester kini berada di puncak klasemen.
Bukan tentang kontrak besar yang dimiliki oleh pemain, bukan tentang gaji besar yang diterima setiap pekannya. Dan ini menurut Ranieri bukan lah mimpi. "Kami berusaha, bekerja keras."
Jika Jose Mourinho mengatakan bahwa upaya membawa Chelsea mempertahankan gelar juara Liga Inggris sebagai Mission Impossible, maka Leicester City menunjukkan bahwa tidak ada kemustahilan dalam sepak bola.
Di antara berbagai kejutan yang dilahirkan Liga Inggris dalilam 32 pekan musim ini, kisah tentang Leicester memang bisa jadi yang paling mengagetkan. Memiliki skuat yang dibeli dengan harga murah, serta dilatih oleh manajer yang dianggap gagal, The Foxes kini bertengger di puncak klasemen.