Langkah terakhir dalam proses ini adalah evaluasi. Saya menggunakan kombinasi penilaian formatif dan sumatif untuk mengukur pemahaman siswa dan efektivitas pembelajaran berdiferensiasi yang saya terapkan. Penilaian formatif mencakup observasi selama aktivitas, diskusi kelompok, dan pemeriksaan informal dengan siswa. Ini membantu saya mengidentifikasi area di mana siswa berhasil dan di mana mereka memerlukan dukungan tambahan.
Untuk penilaian sumatif, saya membuat rubrik yang mengevaluasi siswa berdasarkan keterlibatan, pemahaman materi, dan kualitas proyek akhir mereka. Ini memungkinkan saya untuk menilai tidak hanya produk akhir tetapi juga proses belajar itu sendiri.
Setelah unit selesai, saya mengumpulkan umpan balik dari siswa tentang pengalaman mereka dengan pembelajaran berdiferensiasi. Banyak siswa mengungkapkan apresiasi mereka terhadap pilihan yang diberikan dalam belajar dan merasa lebih terlibat sebagai hasilnya. Namun, beberapa siswa juga menyebutkan bahwa mereka ingin lebih banyak bimbingan dalam memilih aktivitas yang tepat untuk gaya belajar mereka. Umpan balik ini sangat berharga untuk perencanaan pelajaran saya di masa depan.
Kesimpulan
Merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi pembelajaran berdiferensiasi telah menjadi pengalaman yang berharga selama saya menjalani praktik mengajar. Dengan memahami kebutuhan dan karakteristik siswa, saya dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan efektif. Strategi yang saya terapkan tidak hanya membantu siswa mencapai tujuan belajar mereka, tetapi juga meningkatkan keterlibatan dan motivasi mereka dalam proses pembelajaran. Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa setiap siswa memiliki potensi yang unik, dan sebagai pendidik, adalah tanggung jawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H