Apa makna wisuda? Kalau pertanyaan ini diajukan ke orangtua pasti berbeda jawabannya dengan anak milenial. Apalagi gen Z, wah pasti berbeda sekali. September, biasanya adalah bulan yang ramai dengan momen wisuda.
Namun, secara umum kita mengenal makna wisuda ya sebagai pertanda atau momen seseorang telah menyelesaikan masa pembelajaran di kampus (sekarang agak rancu, karena TK pun ada prosesi wisuda).Â
Dengan kata lain, seorang mahasiswa/wi telah mengikuti perkuliahan dan ujian semua mata kuliah yang disyaratkan hingga proses penulisan skripsi -- meski ada juga yang tidak mensyaratkan hal ini. Dan semua telah memenuhi nilai minimum, maka ia berhak ikut proses wisuda.
Bagaimana dengan gelar? Pada umumnya wisuda terkait dengan gelar sarjana S1 dengan sebutan berbeda-beda sesuai dengan subyek ilmu yang diambil.Â
Gelar itu biasanya disematkan pada akhir nama para lulusan. Untuk beberapa ilmu seperti kedokteran, gelar dokter disematkan di depan nama masing-masing.
Kebetulan anak saya, Fathan, tidak kuliah pada perguruan tinggi yang umum dikenal. Ia kuliah di Kampus Bisnis Umar Usman yang didirikan oleh pebisnis dan motivator Ippho Santosa bekerjasama dengan Dompet Dhuafa.Â
Para peserta didik di kampus ini hanya belajar ilmu bisnis/wirausaha selama satu tahun. Sehingga tak ada gelar di belakang atau di depan namanya saat ia selesai kuliah atau wisuda.
Fathan telah menyelesaikan mata kuliah dan tugas dengan nilai yang memenuhi syarat sehingga ia berhak ikut prosesi wisuda pertengahan September nanti. Namun, saya merasa ada yang krusial yang perlu saya jelaskan ke dia.
Suatu malam saya ajak ia untuk depth talk (yang sudah lama kami tidak lakukan). Di momen ini saya berusaha menjelaskan makna sejati dari wisuda. Saya mengawali penjelasan arti harfiah wisuda hingga gelar-gelar yang ada pada strata S1 (seperti yang saya tulis di atas).
Ketika sampai pada topik wisuda kampusnya di pertengahan September nanti, saya katakan, "Kampus kamu dirancang untuk melahirkan para pengusaha atau wirausaha, bukan sarjana! Jadi, akan lebih baik pada saat wisuda kamu nanti bisnis yang kamu rintis sejak semester pertama di kampus sudah punya omset yang bagus."
Saya ceritakan juga bahwa saya pun bukan sarjana S1, hanya mengenyam pendidikan program Diploma Tiga (tahun). Namun, saya bersyukur karena pada saat wisuda berbarengan dengan peserta didik strata S1.Â
"Ayah termasuk satu dari sedikit wisudawan saat itu yang beruntung telah berprofesi sebagai karyawan baru di sebuah perusahaan. Jadi, selesai acara wisuda, saat teman-teman lain mungkin merayakan kelulusan itu di sebuah resto bersama keluarga atau teman-teman, Ayah justru ke kantor."
Saya tegaskan, "Itulah makna sejati wisuda! Idealnya begitu. Ada hasil yang bisa dibanggakan saat kamu memakai toga dan menerima selembar ijazah dari direktur atau rektor kampus kamu!"
Karena tujuan belajar di perguruan tinggi adalah mendapatkan ilmu yang akan bermanfaat untuk tahap kehidupan selanjutnya. Apa manfaat ilmu itu sepatutnya bisa dibutkikan pada saat wisuda itu. Kenyataannya saat ini tak sedikit para wisudawan-wati masih belum tahu harus bekerja di mana atau mau melakukan apa.
Semua itu saya paparkan ke Fathan. Pemahaman yang saya harapkan bisa membuat ia berbesar hati saat wisuda dengan omset bisnisnya yang besar. Pemahaman yang juga akan membuat ia tidak berkecil hati saat kelak berjumpa dengan kawan-kawannya yang mengenyam pendidikan strata S1.
"Kalau perlu saat bisnis kamu sudah besar nanti, kamu bisa rekrut teman-teman kamu yang bergelar sarjana itu untuk bekerja atau kerjasama di bisnis kamu ... hehe," seloroh saya.
Saya juga katakana pada anak saya itu, bahwa saat ini lulusan S1 itu amat banyaakk ... teramat banyak. Sementara peluang bekerja di perkantoran tidak seimbang. Jadi, akan amat bijak bila para peserta didik menyiapkan diri bukan hanya untuk lulus kuliah tapi juga berwiraswasta alias bangun usaha sendiri.
Dengan perkembangan bisnis digital saat ini, sudah banyak anak kuliah yang berbisnis lewat berbagai platform digital sebelum mereka lulus kuliah.Â
Kondisi ini seharusnya bisa menjadi oase yang patut disadari oleh para orangtua. Bahwa kuliah dan wisuda saat ini bukanlah segalanya.Â
Tentu, ini pendapat pribadi saya, yang belum tentu betul tapi juga tidak salah (setidaknya menurut saya pribadi ... hehe). Selamat untuk yang akan wisuda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H