Si lae akhirnya kembali menang! Setelah kalah terus sejak babak penyisihan, semalam pemuda bernama lengkap Anthony Sinisuka Ginting meraih kemenangan meski dengan susah payah. Yang menyaksikan laga ini gemess ... gemesss.Â
Siapa tidak gemes? Di set pertama Ginting seperti mudah mengalahkan lawannya dari Cina, Zhao Jun Peng (peringkat 39 WBF) dengan skor 21 - 12. Bahkan di awal-awal, Ginting tampil begitu pede dengan sempat memimpin 6 - 0, lalu pada saat break memimpin dengan skor 11 -4.Â
Tapi, di game kedua Zhao seperti menemukan performanya untuk mengatasi serangan demi serangan dari Ginting. Meski sempat tertinggal 11-9, Zhao berhasil mengejar angka demi angka yang kemudian memepet dengan ketat angka Ginting hingga angka-angka kritis kepala 2.Â
Di saat darurat memang siapa yang tenang dia lah yang juara!
Di saat-saat genting itu, pemirsa mengalami sport ... sport jantung! Ketegangan agak mereda ketika melihat Ginting berusaha menenangkan dan memotivasi diri sendiri dengan melompat-lompat kecil di tempat setiap saat sebelum melakukan serve.Â
Namun, ternyata upaya itu belum berhasil membuat Ginting tenang. Ia malah terlihat nafsu untuk menyudahi 'pertempuran' dengan Zhao. Sementara lawannya justru lebih tenang dan akhirnya memenangkan game kedua dengan skor dramatis 27-25. Di saat darurat memang siapa yang tenang dia lah yang juara!
Game ketiga rasa pede Ginting kembali menyeruak ketika ia berhasil menyamakan kedudukan 7-7 meski di awal ia sempat ketinggalan 1-5 (siapa yang gak tegang tuh?). Bahkan, seperti di game 1 dan 2 Ginting lebih dulu mencapai angka krusial 11 dan Zhao 9.Â
Ketika angka Ginting melesat seperti tak terbendung sampai 18, saya sudah cukup senang. Eeee ... Ginting melakukan kesalahan. Bola berbulu pun berpindah serve ke Zhao dalam posisi 11-18. Ketegangan kembali melanda ketika Zhao berhasil meraih enam angka berturut-turut sehingga menjadi 17-18.Â
Untunglah, Ginting kali ini yang lebih tenang ketimbang Zhao. Mungkin Ginting ingat pesan opungnya. "Tenanglah kaaoo kalo hadapi lawan, laee ... " Begitulah kira-kira yang didengar sayup-sayup oleh Ginting (hehe ...). Ginting pun mengunci angka 17 Zhao hingga ia mencapai angka 21. Yeaayy ... lae Ginting is back!Â
Setelah partai tunggal Ginting - Jipeng selesai, diikuti partai ganda. Pasangan baru Indonesia, babah Mohammad Ahsan dan Kevin Sanjaya "Si Tangan Petir" Sukomuljo yang maju melawan pasangan Liu Yu Chen dan Ou Xuan Yi. Meski mereka sempat kalah saat melawan tim Korea di partai penyisihan, namun sepertinya coach Herry Iman Pierngadi masih mempercayakan kekuatan mereka untuk meraih angka untuk tim Thomas Cup Indonesia.Â
... berpasangan dengan Ahsan, Kevin sepertinya menjadi lebih baik. Bahkan gaya pukulan petirnya di depan net sempat terjadi empat hingga lima kali.
Dan benar saja, pasangan baru ini meraih kemenangan straight set (2 set langsung) pasangan Cina dengan skor 21-17 dan 21-16 dalam waktu hanya 38 menit. Ini cukup bikin kaget sih. Karena pasangan Cina pada tiga pertandingan di babak penyisihan grup sebelumnya selalu menang.Â
Sementara pasangan Ahsan dan Kevin pun masih beberapa kali belum terlalu tune-in. Beberap kali mereka terlihat masih ada salah pengertian. Wajah sih. Namun, berpasangan dengan Ahsan, Kevin sepertinya menjadi lebih baik. Bahkan gaya pukulan petirnya di depan net sempat terjadi empat hingga lima kali.Â
Skor untuk Indonesia pun menjadi 2 - 0 atas tim Thomas Cup Cina.Â
Partai ketiga, partai penentu kemenangan Indonesia dilakoni oleh Jonathan "Jojo" Christie. Tidak ada yang terlalu istimewa dalam permainan ini. Jojo terlihat lebih percaya diri. Karena memang peringkatnya jauh di atas lawannya, Li Shi Feng. Dari segi pengalaman Jojo tentu masih menang di atas kertas ketimbang remaja asal Tiongkok yang masih berusia 20 tahun itu.Â
Namun, Shi Feng sepertinya tidak begitu saja melepaskan angka kemenangan ke Jojo. Meski di babak pertama ia kalah dengan skor 21-12, namun di set kedua, ia memberikan perlawanan cukup tangguh. Dan akhirnya ia harus menyerah di angka 18 atas Jojo. Indonesia pun melangkah ke semifinal secara meyakinkan atas Cina dengan skor 3 - 0.
Kemenangan ini cukup memberi harapan besar karena pemain-pemain Cina bukanlah pemain kaleng-kaleng. Mereka juga mengalami kekalahan ketika menghadapi tim Denmark (untuk pertama kali setelah 24 tahun) di babak penyisihan grup yang amat melelahkan selama enam jam!Â
Di babak semifinal tim Merah Putih akan menghadapi tim Negara Dewa Matahari alias Jepang yang menang atas  Taiwan dengan skor 3-2. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H