Banyak ulama yang memang mengatakan bahwa keberkahan Malam Lailatul Qadar kemungkinan besar ada di malam-malam ganjil di antara 10 malam terakhir Ramadhan. Ciri-cirinya pun banyak ulama sudah sering ungkapkan di berbagai kesempatan.
Namun, tetap saja keberkahan Malam Lailatul Qadar -sepanjang yang saya tahu - adalah 'hak prerogatif' dan rahasia Allah untuk dilimpahkan kepada siapa. Jadi, bagi saya, tak satupun orang berhak mengklaim telah mendapatkan keberkahan malam mulia itu.Â
Dengan begitu, masih relevan kah beri'tikaf di malam-malam ganjil saja? Kalau mendapatkan pertanyaan itu saya pasti menjawab tidak relevan. Bagi saya soal ganjil-genap (ga-ge) hanya relevan pada aturan lalu-lintas di Jakarta pada pagi dan sore hari untuk kendaraan roda empat saja. Kalau kata almarhum Gus Dur, "Gitu aja kok repot?" Lalu, saya tambahkan, sama Allah kok hitung-hitungan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H