Mohon tunggu...
Arif Yudistira
Arif Yudistira Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka Ngopi, dan jalan-jalan heppy.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dikutuk Menjadi Orang Pintar

20 Januari 2025   23:32 Diperbarui: 20 Januari 2025   23:32 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Literasi. Sumber pixabay.com

Orang Yahudi sering dikenal sebagai orang cerdas. Yahudi konon memiliki gen cerdas. Gen itu tidak hanya wujud warisan keturunan, tetapi memang nash atau karunia Tuhan. Berkat kecerdasannya itulah, ia banyak mendapati penghargaan sebagai nobelis maupun ilmuwan penting dari berbagai bidang.


Meski begitu, Yahudi ada yang melahirkan gen zionis. Pembantai anak anak Palestina, kejam dan bengis. Mendiang Syafii Maarif sengaja membedakan definisi zionis dan Yahudi. Yahudi masih ada yang memiliki nurani, sementara zionis tidak.


Saya tidak sedang akan menulis tentang Yahudi atau Zionis. Saya akan membincang pertanyaan penting yang mungkin masih muncul dalam benak kita yang masih nekat atau ingin menjadi penulis.


Sering saya dalam berbincang bersama para penulis "pemula", mereka menanyakan kepada saya, mengapa kita perlu menulis?.

Pertanyaan ini seperti pertanyaan " Mengapa  kita hidup?"Pertanyaan tentang "mengapa kita perlu menulis mirip dengan pertanyaan di atas." Bila tidak begitu, orang akan menanyakan pertanyaan "mengapa kita perlu membaca?".


Saya bukan atau belum menjadi penulis expert atau otoritatif tentang bidang tertentu. Tetapi kenyataan bahwa saya belajar dan masih belajar menjadi penulis terbaik di bidang pendidikan dan anak, tidak bisa dipungkiri masih saya tempuh.
Menulis menjadi bagian penting yang menurut saya akan sangat membantu dalam kehidupan kita sebagai manusia. Anda dan kita semua akan menjadi " manusia utuh" dengan jalan "menulis", salah satunya.


Menulis membantu kita untuk berpikir lebih dahulu dengan matang sebelum bertindak. Ini sangat membantu ketika kita akan melakukan kesalahan yang sama di masa mendatang. Kita akan memperbaiki kepingan-kepingan itu.


Dalam kehidupan kita, manusia utuh memerlukan bahasa sebagai medium penyampai pesan. Manusia dikatakan sebagai sosok manusiawi, bila dirinya utuh dan sadar. Tentu orang dikatakan utuh saat memiliki keterampilan bahasa yang baik. Menulis adalah cara kita menjadi manusia utuh yang sehat raga dan jiwanya. Melalui menulis, setidaknya kita terus menerus belajar menjadi manusia utuh.


Dalam dunia pendidikan, kita  tidak bisa  lepas dari aktivitas menulis dan membaca. Dua aktivitas itu bukan hanya menjadi penanda penting tentang pentingnya kita belajar dan melatih kemampuan literasi kita.


Saya jadi ingat saat siang tadi Senin (20/1/2025), dalam peristiwa wawancara salah seorang wartawan dari media di DIY dengan lugunya menanyakan kepada Profesi Muhajir Effendy tentang aktivitas pekerjaannya menjadi menteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun