Mohon tunggu...
Arif Yudistira
Arif Yudistira Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka Ngopi, dan jalan-jalan heppy.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menguatkan Skill dan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja

7 Agustus 2024   09:08 Diperbarui: 7 Agustus 2024   09:12 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia kerja saat ini memiliki banyak perubahan. Teknologi telah merubah dan mengurangi tenaga manusia secara drastis. Banyak sektor-sektor industry dan pekerjaan pelan-pelan digantikan oleh teknologi digital. Perubahan itu nyata, dan menuntut manusia berlatih lebih keras lagi untuk menghadapi dunia yang terus dan cepat berubah.

Di negeri gemah ripah loh jinawi seperti Indonesia, ada banyak sektor yang mestinya kita garap. Kita sering luput, surga kita ada di Indonesia tetapi kita melongok ke Barat. Bayangkan, tanah pertanian yang jumlahnya ribuan hektar itu pada akhirnya harus mangkrak karena tidak ada yang mau jadi petani atau anak muda yang menggarapnya. Ada aroma dan pergerakan untuk memunggungi  rumah kita, memunggungi kebudayaan kita sendiri. Kita punya wayang, gamelan dan aneka tari tradisional, tetapi kita belajar music barat, jazz dan sebagainya.

Cerita singkat di atas adalah gambaran riil kita seolah melatih keterampilan, melakukan pendidikan untuk dunia industrial, sementara lupa menggarap sisi-sisi potensial yang berlimpah di lingkungan rumah kita.

Martabat Kerja

Masyarakat kita terlanjur menganggap bahwa definisi kerja itu adalah kerja kerah putih [kantoran]. Kerja di sektor pertanian, Perkebunan, dan juga wiraswasta justru masih dianggap pekerjaan kelas dua. Hampir sebagian masyarakat yang bekerja di kantoran dianggap spesial di kampung halaman. Sementara pekerja swasta, pengusaha dianggap sebagai pengangguran. Mereka akan dinilai hebat, wah ketika sudah menghasilkan atau membuktikan karyanya.

Martabat kerja sejatinya tidak tergantung berapa penghasilan, besar kecilnya gaji dan lain sebagainya. Kerja mengolah tanah sendiri, berdikari dengan kemandirian serta memproduksi dengan mengangkat potensi lokal belum dianggap sebagai kerja yang bermartabat. Padahal dengan mengangkat potensi lokal, keunggulan daerah, dan industry rumah tangga kita telah mengangkat ekonomi bawah.

Berkebun. Sumber Grid.id
Berkebun. Sumber Grid.id
Skill dan Kompetensi

Dunia pendidikan tinggi sering dikritik karena memproduksi tenaga kerja yang kurang cakap dan kurang skill. Perguruan tinggi memang tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan industry. Tetapi mahasiswa tidak dilarang untuk melatih dan memperkuat kompetensi masing-masing.

Ruang untuk melatih kecakapan, skill dan kreativitas itu sebenarnya ada di ruang organisasi mahasiswa. Melalui organisasi mahasiswa, mahasiswa bisa melatih aneka kemampuan atau skill pribadinya. Skill komunikasi, interaksi sosial, kemampuan lobbying, dan lain sebagainya.

Melalui organisasi mahasiswa itulah kita bisa memperkuat skill dan kompetensi kita. Bagi yang senang jurnalistik bisa gabung dengan LPM, bagi yang senang usaha bisa gabung dengan koperasi, dan lain sebagainya.

Di era seperti sekarang, usia muda dianggap paling dibutuhkan dan paling dicari oleh Perusahaan-perusahaan. Mereka dianggap memenuhi ekspektasi perusahaan dan mampu meningkatkan produktivitas kerja. Sementara usia yang sudah tua, dianggap sebagai usia yang identik dengan kemalasan, berkurangnya produktivitas dan tenaga yang sudah mulai tidak energik.

Pertimbangan ini membuat banyak perusahaan memilih dan mematok batas usia untuk menjadi karyawan mereka. Mereka biasanya mempertimbangkan dua aspek yakni usia, dan juga pengalaman kerja. Bagi yang belum memiliki pengalaman kerja, sebenarnya kerja magang bisa dimasukkan dalam portofolio sebelum kita melamar pekerjaan di perusahaan besar.

Bagi yang masih mahasiswa atau lulus SMK, atau masih belajar di sekolah, menjadi hal penting untuk kita melatih skill dan kemampuan kita agar siap memasuki dunia kerja. Tanpa melatih skill dan kemampuan kita, tentu kita akan dianggap kurang kompeten.

Pelatihan- pelatihan bersertifikasi menjadi penting untuk membuktikan portofolio kita bahwa kita memiliki skill yang layak diuji dan dipertimbangkan dalam dunia kerja. Di sisi lain, banyak kesempatan kita melatih skill dan kompetensi dengan merawat dan menjaga alam sekitar kita. Berkebun, beternak dan juga bertani bisa menjadi skill yang amat berharga dan dibutuhkan di masa mendatang. Inilah pentingnya menguatkan skill dan kompetensi kita sebelum memasuki dunia kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun