Mohon tunggu...
Arif Yudistira
Arif Yudistira Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka Ngopi, dan jalan-jalan heppy.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Akselerasi Program Guru Penggerak dan Kemajuan Pendidikan Kita

3 Agustus 2024   13:24 Diperbarui: 3 Agustus 2024   13:27 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu, di kantin kompleks tempatku bekerja, datang seorang kawan yang juga guru Matematika dengan semangat menceritakan kisahnya saat menjadi peserta program Guru Penggerak.

Ia bercerita dengan mengikuti program guru penggerak dirinya menjadi lebih paham tentang filosofi pendidikan kita, dia mengaku lebih banyak belajar tentang variasi metode mengajar yang menyenangkan yang diberikan pada siswa.

Program Guru Penggerak ini tidak bisa dilepaskan dari program kurikulum merdeka. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas guru untuk menguatkan empat kompetensi utama guru. Empat kompetensi itu diantaranya adalah kompetensi pribadi, kompetensi professional, kompetensi pedagogis, kompetensi sosial.

Dalam program guru penggerak guru diajak untuk memahami kembali visi pendidikan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan pedagogis berkebudayaan nasional. Selain itu, guru diajak untuk mengembangkan desain pembelajaran mandiri yang sesuai dan dielaborasikan dengan sekolah tempat ia mengajar. Guru penggerak diharapkan bisa mengajak guru menjadi pemimpin dalam pembelajaran. Kreasi, inovasi dan juga kolaborasi menjadi penting untuk menyukseskan program guru penggerak ini.

Ketimpangan

Program Guru Penggerak saat ini baru menyentuh sekitar 3,27% guru di Indonesia. Belum semua guru merasakan program guru penggerak yang digencarkan oleh Kemendikbudristek.

Salah satu problem dari program Guru Penggerak ini adalah masalah distribusi sarana dan prasarana pendidikan.

Mereka para guru di daerah 3T terpaksa harus menempuh pembelajaran memakai kurikulum merdeka dengan fasilitas yang sangat terbatas. Buku-buku, gedung sekolah, sampai dengan fasilitas internet belum sampai ke sana. Padahal, program kurikulum merdeka memerlukan fasilitas teknologi digital untuk menopang kesuksesan kurikulum merdeka ini. Dari total 3,36 Juta guru di seluruh Indonesia yang terdata, baru 11.525 yang lolos program guru penggerak di tahun 2023.

Masalah lain dari kelancaran program guru penggerak ini adalah persoalan dana. Program peningkatan kapasitas guru ini menyedot anggaran cukup banyak. Detik.com melansir bahwa kemendikbudristek di tahun 2024 menganggarkan 97 Triiliun, salah satunya untuk menggarap program guru penggerak [Detik,21/9/2023]

Kelancaran program Guru Penggerak tidak bisa dipungkiri tergantung dari dana yang besar untuk menunjang fasilitas, kekurangan sarpras dan juga kebutuhan dana dalam program ini.

Kemajuan Pendidikan 

Program Guru Penggerak dirancang dengan tujuan diantaranya ; menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah atau wilayahnya, menjadi pengajar bagi rekan guru terkait pembelajaran di sekolah, mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah , membuka ruang kolaboratif antara guru dan murid di sekolah dan juga menjadi pemimpin pembelajaran dan mendorong kemajuan ekosistem pendidikan di sekolah [Detik, 28/5/2023].

Progam Guru Penggerak telah membawa dampak positif dan perubahan di sekolah. Guru semakin memahami dan mengembangkan kurikulum merdeka di sekolah. Selain itu, guru penggerak menjadi kunci dan juga motor perubahan pendidikan di lingkungan kerja masing-masing.

Harapannya, program guru penggerak dan kurikulum merdeka ini akan terus dilanjutkan agar kapasitas, peningkatan kapabilitas guru bisa terus diwujudkan.

Kita juga berharap sarana dan prasarana untuk menunjang kelancaran program guru penggerak ini lekas bisa dibangun dan diselesaikan.

Jangan sampai pelaksanaan kurikulum merdeka ini terganjal oleh kurangnya sarana dan prasarana sekolah yang belum mendukung penerapan kurikulum merdeka. Kita tentu berharap guru-guru di seluruh Indonesia, bisa semakin meningkat kapasitasnya, kemampuan profesionalitasnya dan juga kemampuan pedagoginya menjadi lebih baik.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun