Mohon tunggu...
Arif Yudistira
Arif Yudistira Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka Ngopi, dan jalan-jalan heppy.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalah Perang Itu Sakit Boss....

12 Mei 2024   14:49 Diperbarui: 12 Mei 2024   15:03 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang pembaca yang turut membaca situasi politik kita, saya belajar bagaimana Komandan Kore, Bambang Pacul ini luwes kata orang Jawa. Bambang luwes dalam memaknai politik.

Meski pangkat atau posisinya sebagai jenderal perang dalam pertarungan pemilu 2024, ia tidak pernah merasa menjadi sosok yang luar biasa atau menjadi adigang adigung adiguna. Ia menyadari bahwa posisinya hanyalah kacung dalam internal politik partainya. Ia sadar keputusan atau perintah politik tetap ada di Ketua Umum Partainya.

Ada yang menarik saat Bambang Wuryanto memaknai perintah atau instruksi politik dari Ketum Partai. Ia merasa bahwa perintah dari Ketum Partai adalah sabda atau titah.

Banyak orang belajar politik merasa bahwa politik itu kekuasaan. Bambang Wuryanto saya melihat ada sisi lain. Ia melihat politik itu tugas, amanat yang harus diselesaikan dan dituntaskan. Ini menurut saya agak berbeda dengan politisi yang belum berapa lama di partai tapi sudah ingin lekas naik daun. Apalagi kalau survey politiknya tinggi, ia lekas dan cepat-cepat ingin duduk di kursi kekuasaan.

Pemaknaan politik sebagai tugas dan juga amanah yang harus diselesaikan untuk partai, untuk rakyat menjadi hal yang tidak mudah. Seorang politisi di Indonesia dihadapkan pada dua kepentingan, kepentingan partai dan kepentingan rakyat.

Saya masih ingat percakapan antara Bambang Pacul dan Rocky Gerung, tentang siapa yang paling bertanggungjawab terhadap negara ini bila negara ini rusak?. Rocky menjawab Ketua Umum Partai Politik. Saya tidak mau mengomentari peran ketua Partai Politik. Saya ingin belajar menyimak konsistensi dan keteguhan Bambang Pacul atau Bambang Wuryanto saat ia masuk dan teguh di politik. Seandainya, Ketua umum Partai Politik hormat, konsisten dan mengabdi pada rakyat, Sungguh Indah Indonesia ke depan.

Di setiap pemilu, kita selalu menyimpan ironi. Sakit Bos, kalah perang itu... tapi di setiap pemilu itu pula rakyat yang selalu kalah dan terus dikalahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun