Mohon tunggu...
Arif Yudistira
Arif Yudistira Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka Ngopi, dan jalan-jalan heppy.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik 'Mabok Kuasa' Prabowo

17 Oktober 2023   09:49 Diperbarui: 17 Oktober 2023   11:47 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo dikenal sebagai calon Presiden yang gagal mencalonkan dirinya sebanyak empat kali. Empat kali gagal tidak membuatnya kapok dan berhenti dari gelanggang perebutan kursi RI 1. Kali ini Prabowo maju kembali dalam Pilpres 2024.

Dalam berbagai kesempatan ia sering mengatkan, ia maju kembali dalam pertarungan perebutan capres karena didorong oleh sifatnya sebagai kesatria, sifat prajurit. "prajurit itu memiliki mental tidak mudah menyerah, sampai titik darah penghabisan, pantang mundur".

Sebagai seorang yang mewarisi sikap pandita, atau kesatria, mustinya Prabowo sadar bahwa jalan pengabdian untuk Indonesia yang luas  ini tidak hanya menjadi Presiden. Sifat rakus, ambisiusnya itu nampak pada kukuhnya Hasrat dan keinginannya untuk merebutkan kursi Presiden.

Jabatan Presiden memang jabatan strategis selain politis. Posisi penting Presiden sebagai panglima tertinggi angkatan darat dan laut membuat jabatan ini sangat prestisius sekaligus amat penting dalam konteks kepemimpinan nasional.

 

Oportunis dan Pragmatis

 

Sikap Prabowo nampak sebagai politik oportunis kepada Presiden Jokowi. Sikap oportunis adalah sikap mengambil kesempatan dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan diri sendiri, kelompoknya atau tujuan tertentu. Prabowo nampak sekali menunjukkan sikap oportunismenya saat mendekati Jokowi.

Pengakuan akan kepemimpinan Jokowi tidak lepas dari kepentingannya untuk mencari posisi aman untuk tujuannya berkuasa. Selain menutup isu-isu yang tak menguntungkan yang mungkin dilekatkan padanya, ia seolah sembunyi di balik ketiak Jokowi.

Publik tidak kaget saat dimana-mana dipasang foto Prabowo yang seolah-olah memuji Jokowi dan mencitrakan diri sebagai penerus Jokowi.

Langkah-langkah politik Prabowo untuk memuluskan jalannya menuju kursi kepresidenan ditempuh dengan berbagai cara. Pertama, citra pewaris Jokowi. Prabowo dari awal menjabat sebagai Menteri pertahanan, ia seolah menjaga diri, mencari aman di bawah pemerintahan Jokowi. Ia seolah hendak mencari posisi aman dari serangan dan kritik publik. Kinerjanya menghemat anggaran di Kementrian Pertahanan memang diacungi jempol. Tapi kegagalannya yang mencolok dan mencoreng namanya sendiri pada proyek Food Estate yang terlanjur buruk itu tak bisa ditutupinya.

Hewan-hewan seperti kera dan juga Binatang lainnya yang tidak lagi memiliki habitat akibat hutannya dibabat dalam proyek "Food Estate" juga menjadi sorotan media luar negeri dan juga dunia tentang betapa gegabahnya Indonesia, khususnya Prabowo dalam menjalankan proyek ini.

Banyaknya lahan yang terbengkalai dan gagal panen ini membawa proyek yang digadang-gadang Jokowi ini mangkrak. Perusahaan yang menangani proyek ini juga dibawah kendali Prabowo.

Meski gagal dalam proyek "Food Estate", Prabowo masih kesana-kemari bersama Jokowi untuk mendapatkan citra baik dari public. Inilah politik yang digunakan Prabowo untuk memikat, menutupi celah yang ada pada dirinya dihadapan rakyat.

Kedua, memasang foto berdampingan dengan Gibran. Foto Prabowo dengan Gibran muncul dimana-mana. Foto pasangan Prabowo dengan Gibran itu selain hendak mencitrakan sebagai sosok yang dekat dengan anak Jokowi, Prabowo hendak memainkan politik tes ombak bagaimana rakyat merespon wacana ini. Ternyata, hampir Sebagian besar kalangan akar rumput banyak yang mendukung dan menginisiasi duet Prabowo dengan Gibran.

Meski Gibran sendiri menolak secara halus, namun langkah Prabowo bersanding dengan Gibran cukup berhasil menutupi kekurangan Prabowo dan cukup berefek pada hasil survey tentang popularitasnya.

Ketiga, Prabowo tidak berhenti memohon izin untuk bergandengan dengan Gibran. Pasca putusan MK tentang gugatan usia minimum capres dan cawapres yang digugat PSI dan kawan-kawan lainnya, akhirnya MK memberikan peluang Gibran untuk maju menjadi cawapres.

Dalam putusannya, MK menolak batas usia minimum 35 tahun untuk menjadi capres dan cawapres. Namun, MK juga memberi karpet merah Gibran dengan ketentuan pernah atau sedang menjabat sebagai wali kota, atau Gubernur.

"Mabok Kuasa"

 

Sumber: Merdeka.com 
Sumber: Merdeka.com 

Sebagai calon Presiden yang cukup tajir, Prabowo mempunyai kekayaan yang sangat fantastis. Prabowo tercatat di tahun 2023 ini, memiliki harta 275 Miliar. Kekayaan ini ia peroleh dari hasil bisnisnya yang berasal dari berbagai sektor. Seperti Industri sawit, industry kehutanan dan pertanian, pertambangan, perikanan komersial dan masih banyak lagi.

Mengapa Prabowo masih ngotot menjadi Capres? Dalam wawancaranya dengan Najwa Shihab di Channel Najwa Shihab bertajuk 3 Bacapres Bicara Gagasan, Prabowo mengungkapkan mengapa ia ngotot ingin menjadi Capres : "Banyak aset saya, pabrik saya yang mandeg, karena saya tidak dapat kredit, karena saya tidak berkuasa selama 20 tahun."

Hasrat kuasa memang membutakan. Kekuasaan selalu menggoda, tetapi maju untuk berkuasa berkali-kali adalah wujud dari betapa ia telah dibutakan akan kekuasaan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun