Prabowo dikenal sebagai calon Presiden yang gagal mencalonkan dirinya sebanyak empat kali. Empat kali gagal tidak membuatnya kapok dan berhenti dari gelanggang perebutan kursi RI 1. Kali ini Prabowo maju kembali dalam Pilpres 2024.
Dalam berbagai kesempatan ia sering mengatkan, ia maju kembali dalam pertarungan perebutan capres karena didorong oleh sifatnya sebagai kesatria, sifat prajurit. "prajurit itu memiliki mental tidak mudah menyerah, sampai titik darah penghabisan, pantang mundur".
Sebagai seorang yang mewarisi sikap pandita, atau kesatria, mustinya Prabowo sadar bahwa jalan pengabdian untuk Indonesia yang luas  ini tidak hanya menjadi Presiden. Sifat rakus, ambisiusnya itu nampak pada kukuhnya Hasrat dan keinginannya untuk merebutkan kursi Presiden.
Jabatan Presiden memang jabatan strategis selain politis. Posisi penting Presiden sebagai panglima tertinggi angkatan darat dan laut membuat jabatan ini sangat prestisius sekaligus amat penting dalam konteks kepemimpinan nasional.
Â
Oportunis dan Pragmatis
Â
Sikap Prabowo nampak sebagai politik oportunis kepada Presiden Jokowi. Sikap oportunis adalah sikap mengambil kesempatan dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan diri sendiri, kelompoknya atau tujuan tertentu. Prabowo nampak sekali menunjukkan sikap oportunismenya saat mendekati Jokowi.
Pengakuan akan kepemimpinan Jokowi tidak lepas dari kepentingannya untuk mencari posisi aman untuk tujuannya berkuasa. Selain menutup isu-isu yang tak menguntungkan yang mungkin dilekatkan padanya, ia seolah sembunyi di balik ketiak Jokowi.
Publik tidak kaget saat dimana-mana dipasang foto Prabowo yang seolah-olah memuji Jokowi dan mencitrakan diri sebagai penerus Jokowi.