Mohon tunggu...
Arif Yudistira
Arif Yudistira Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka Ngopi, dan jalan-jalan heppy.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Terlalu Lama Beri Ponsel Pintar pada Anak, Ga Bahaya Tah?

11 Oktober 2023   11:36 Diperbarui: 11 Oktober 2023   11:37 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era sekarang adalah era teknologi. Teknologi seperti tak bisa lepas dari manusia. Ponsel pintar seperti menjadi kebutuhan pokok bagi keluarga kita. Dengan ponsel pintar dan beragam fiturnya itulah kita menjadi dimudahkan dalam berbagai urusan. Fitur yang lebih lengkap dapat membantu kita dalam berbagai aspek.

Tidak hanya urusan referensi belanja maupun aplikasi internet banking, urusan taksi online, belanja online sampai membayar listrik di rumah pun bisa melalui aplikasi. Semua kehidupan kita saat ini mengalami migrasi dari yang serba offline menjadi online.

Perubahan atau pergeseran dari offline ke online ini tidak hanya terjadi dalam sektor ekonomi dan bisnis, sektor pendidikan dan pengasuhan pun turut terpengaruh oleh perubahan ini.

Kementrian PPPA merilis data anak yang tidak mendapatkan hak pengasuhan dengan baik. Di Indonesia, 4 dari 100 anak usia dini pernah mendapatkan pengasuhan tidak layak (Profil Anak Usia Dini, 2021). Secara presentasi, anak usia dini yang mendapatkan pengasuhan tidak layak yaitu 3,64% di tahun 2020. Sementara berdasarkan survey sosial ekonomi nasional (SUSENAS) Modul Sosial Budaya Pendidikan (MSBP 2021 masih ada 3,69 % balita belum mendapatkan pengasuhan yang layak (tribunnews.com).

Pengasuhan yang layak mempengaruhi tumbuh kembang anak secara maksimal. Pengasuhan yang tidak layak atau tidak optimal juga turut serta mempengaruhi perkembangan anak kita.

Dewan Laksamana Putra (2020) menulis tentang pengaruh gaya pengasuhan. Dalam penelitian Baumrind (1967) berjudul Child care practices anteceding three patterns of preschool behavior  menunjukkan bahwa adanya perbedaan gaya asuh yang diberikan oleh caregivers-lah yang menyebabkan perilaku dan sifat anak-anak pra sekolah tersebut. Dalam penelitian tersebut Baumrind merumuskan tiga jenis pola atau gaya asuh. Enam belas tahun setelahnya, Maccoby & Martin (1983) mengembangkannya. Kedua ilmuwan ini akhirnya membagi empat gaya asuh. Pertama, gaya asuh otoritatif. Dalam gaya asuh ini, orangtua menekankan pada berimbangnya antara kontrol dan komunikasi dua arah. Kedua, gaya asuh otoriter. Dalam gaya asuh ini, kontrol lebih dominan. Ketiga, gaya asuh permisif. Pada model ini orangtua lebih banyak terlibat, hadir dan bertanggungjawab dan meminimalisir kontrol. Keempat, uninvolved-neglectful. Dalam gaya asuh ini, orangtua memberikan sedikit kehangatan dan sedikit kepedulian.

Teknologi 

Sumber: Pixabay.com 
Sumber: Pixabay.com 

Perkembangan teknologi saat ini turut serta mempengaruhi dalam pola atau gaya asuh mereka terhadap anaknya. Hadirnya teknologi, tanpa disadari merubah atau mengurangi secara drastis momen kehangatan, kepedulian dan keterlibatan orangtau dalam mendidik anaknya.

Kesibukan orangtua dan anak yang lebih sering tidak terhubung satu sama lain mengakibatkan anak mengalami kekurangan kehangatan dan kepedulian. Anak-anak dibiarkan bermain sendiri, tanpa tegur sapa dari orangtua. Terlebih dengan hadirnya ponsel pintar, anak-anak lebih suka main game, menonton tontonan yang tidak terkontrol dan membawanya pada beragam kerugian.

Kerugian yang patut dicermati orangtua adalah kerugian psikis dan juga mental akibat terlalu banyak screen time yang terlalu lama pada anak kita. Terlalu lama melihat layar hape akan mengakibatkan beragam kerugian pada anak kita. Jason Nagata, Profesor Pediatri di Universitas San Fransisco meneliti tentang pengaruh screen time kepada perkembangan anak.

Sumber Pixabay.com 
Sumber Pixabay.com 

Jason Nagata mengatakan "screen time terlalu lama memiliki potensi dampak buruk terhadap keterampilan komunikasi ada hubungannya dengan hilangnya dorongan bagi perkembangan bahasa pada anak-anak" (CNN, 27/8/2023). Teknologi memang menjadi kebutuhan kita di masa sekarang. Namun, teknologi jangan sampai mempengaruhi apalagi mengorbankan masa depan anak-anak kita.

Sebagai orangtua, pembatasan kita terhadap intensitas penggunaan ponsel pintar di rumah turut serta menjaga dan memproteksi anak-anak kita pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak kita.

Lengahnya kita atau abainya kita (orangtua) terhadap pengaruh ponsel pintar ini, turut serta menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun