Mohon tunggu...
Arif Yudistira
Arif Yudistira Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka Ngopi, dan jalan-jalan heppy.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Mas Kae jadi Ketum PSI? Ojo Dibanding-Bandingke!

5 Oktober 2023   13:16 Diperbarui: 5 Oktober 2023   13:17 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Kompas.com/Regi Pratasyah Vasudewa

 

Sumber : website resmi PSI. 
Sumber : website resmi PSI. 

Ojo dibanding-bandingke! (Jangan dibanding-bandingkan) dengan tradisi di partai politik lain. PSI mungkin punya cara yang berbeda, punya tradisi berbeda dalam perkaderan dan proses politiknya. Apalagi membandingkan PSI dengan PDIP, tentu jauh berbeda. Bu Mega misalnya menjadi ketum parpol terlama sepanjang sejarah sejak PDIP berdiri sampai sekarang. Perkaderan dan proses pengangkatan Megawati Soekarno Putri pun akan lain dengan Mas Kae.

Dunia politik kita memang penuh dengan acrobat. Dalam sebuah pertunjukan akrobatik, apa yang nampak di permukaan bukanlah yang utama. Di dalam pertunjukan akrobatik kita juga akan melihat bahwa acting dan kemampuan kita dalam memukau penonton adalah yang utama.

Dalam fenomena Mas Kae, saya sempat melihat postingan salah satu DPP PSI yang diunggah di laman Instagram. Pidato politik Mas Kae direkam, lalu diberi caption "memang boleh pidato Ketua Partai Sepecah ini"?. Pidato politik sudah jauh dengan pidato para ketua partai di zaman para founding fathers kita. Simaklah pidato ketua partai macam Soekarno, macam Tan Malaka, atau Tjokro. Semua orang terpukau, bahkan para penjajah sekalipun. Tapi sekali lagi, ojo dibanding-bandingke (jangan dibanding-bandingkan).

Di dunia politik yang penuh akrobatik maka kita perlu membaca lebih jeli apa sebenarnya dibalik fenomena politik yang terjadi seperti pengangkatan Mas Kae yang mengejutkan itu.

Sebagai rakyat yang sering diberi pertunjukkan yang penuh simulacra seperti ini, kita musti santai, menjalani hidup sehari-hari dengan kerja keras maupun kerja cerdas. Tidak usah terlalu pusing dengan perkaderan partai secepat kereta Woosh itu. Dua hari mungkin anggapan kita terlalu singkat untuk berproses dalam politik. Simsalabim kata para pesulap, politik kita memang politik sulapan, penuh tipu daya, muslihat, jadi dibawa santai saja, sembari menikmati harga-harga pangan yang merangkak naik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun