Kehidupan dan laku hidup mereka menjadi kian dekat dengan kemewahan dan kemegahan. Banyak survey mengatakan bahwa setelah menduduki jabatan, kekayaan para pejabat dan birokrat kita meroket drastis. Mereka seolah tidak mau dan enggan melepaskan kursi jabatan dan kekuasaannya. Karena itulah, penumpukan modal dan kekayaannya itu digunakan untuk mencalonkan diri dan merebut kursi kekuasaannya di tahun mendatang.
Secara kelembagaan dan organisasi, Muhamadiyah menegaskan sebagai organisasi yang tidak terlibat terhadap politik praktis. Politik Muhammadiyah selalu konsisten pada politik adiluhung, politik kebangsaan dan kemanusiaan. Muhamadiyah selalu terkenal sebagai organisasi amal. Muhamadiyah lebih menekankan pada kerja pada wilayah keumatan dan kebangsaan yang memiliki spektrum kemanfaatan yang lebih luas ketimbang terjun dalam politik praktis. Walau begitu, Muhammadiyah bukanlah organisasi yang anti terhadap politik.
Muhammadiyah tidak ingin mengorbankan perjuangan dan spirit dakwahnya hanya untuk kepentingan politik praktis semata. Pengalaman dan pergulatan Muhammadiyah di wilayah politik membawa Muhammadiyah menegaskan posisinya sebagai organisasi dakwah yang lentur dan fleksibel sehingga tidak terbelenggu pada wilayah politik praktis yang sempit.
Pemilu 2024
Di setiap pemilu, Muhammadiyah selalu berada pada posisi yang dilematis. Pada satu sisi, ia dituntut untuk memberi keleluasaan kadernya untuk berpolitik praktis. Di sisi lain, Muhammadiyah dituntut untuk memiliki peran dan menjaga komitmennya dalam menjaga dan mengawal kepentingan bangsa ini serta menjaga marwah organisasinya.
Muhammadiyah sendiri ibarat gula yang selalu dirubung semut ketika menjelang pemilu. Banyak para kandidat Presiden dan Wakil Presiden sowan dan silaturahmi kepada Muhammadiyah untuk merebut simpati dan hati warganya untuk mendukungnya menjelang pemilu. Kita juga dibuat terkejut terhadap sikap para politisi yang mengaku-ngaku Muhammadiyah atau menjadi Muhammadiyah dadakan saat menjelang pemilu.
 Bagaimana dengan Anis Baswedan?. Anis Baswedan sempat mencicipi pendidikan di Aisyiah. Saat kecil di Yogya, ia sempat sekolah di TK Masjid Syuhada di bawah naungan Aisyiah. Meski setelah itu ia tidak lagi sempat mengenyam pendidikan di Muhammadiyah. Kakeknya Pak AR. Baswedan adalah tokoh yang dekat dengan Kiai AR Fahrudin. Di masa kecilnya, Anis sering diajak bersilaturahmi ke Pak AR. Itulah sekilas persinggungan Anis Baswedan dengan Muhammadiyah.
Bagaimana dengan pemilu 2024 nanti?. Muhammadiyah tetap pada posisinya anti politik praktis. Jangan sampai dukungan warga Muhammadiyah atau beberapa tokoh dianggap sebagai sikap dan dukungan Muhammadiyah kepada salah satu calon Presiden dan Wakil Presiden. Terlampau remeh bila kepentingan bangsa dan kepentingan umat dikorbankan hanya untuk tujuan politik praktis semata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI