Nadiem Makarim memberi kebebasan kepada kampus mengenai prasyarat kelulusan. Nadiem menyampaikan skripsi, tesis hingga disertasi bisa tak wajib. Semua dikembalikan kepada otonomi kampus. Kebijakan ini disambut baik hampir di semua perguruan tinggi. Mahasiswa pun merasa gembira dengan kabar ini.Â
Kebijakan Nadiem ini pun dianggap revolusioner dan berani karena belum pernah terjadi sebelumnya. Selain itu, bila kita tilik lebih jauh apa yang dicanangkan Nadiem adalah upaya menghapus tradisi berpikir.Â
Kampus yang identik dengan penelitian, tradisi akademik dan berpikir kritis seperti kehilangan ruhnya.Â
Rasionalitas seolah bergeser hanya berpaku pada rasionalitas teknis. Mohammad Hatta menyejajarkan rasionalitas teknis ini ada pada kalangan pekerja.Â
Kebijakan yang diambil Nadiem Makarim ini memang membawa angin segar bagi mahasiswa dan dosen kita saat ini. Tetapi di saat yang bersamaan kebijakan itu telah membunuh tradisi yang tumbuh dan melekat di kampus yakni tradisi berpikir dan tradisi akademik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H