Soal guru lain adalah masalah peningkatan kompetensi. Guru saat ini dilanda kesibukan akan tugas mengajarnya yang teramat padat. Terlebih di sekolah full day school.
Waktu guru seperti habis di sekolah dengan aneka kesibukan administrasi, penyelesaian kewajiban kurikulum dan juga tugas pedagogiknya di sekolah. Kesibukannya hari demi hari membuat guru seperti habis energinya sementara ia semakin kekurangan waktu dan kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya.
Kreativitas, keterampilan dan juga skill guru harus ditingkatkan. Peningkatan kompetensi dan juga kreativitas harus terus diasah. Sementara sebagai seorang guru, guru kehilangan waktu efektifnya untuk memompa diri dan mengisi waktunya dengan pelatihan, belajar lebih jauh dan dalam lagi tentang keahlian dan skill yang dimilikinya.
Ketiadaan kesempatan yang dimiliki guru ini untuk terus belajar dan mengembangkan diri, mengakibatkan guru menjadi sosok yang mandeg, statis dan tidak berkembang.
Di sisi lain, guru juga dituntut untuk terus adaptif terhadap perubahan dan perkembangan di dunia pendidikan. Teknologi yang semakin maju, tantangan zaman yang terus berubah, serta berkembangnya metode didaktik yang tidak selalu sama dari tahun ke tahun menuntut guru untuk terus belajar dan berubah.
Â
Move OnÂ
Â
Segudang soal yang ada di guru tidak boleh membuat guru terdiam. J Sumardianta menyarankan guru memang harus move on. Untuk kreatif, biasanya guru harus mengalami kondisi terjepit atau terpepet. Semakin dihimpit keadaan, manusia dengan sendirinya akan mencari jalan dari setiap permasalahannya.
Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks sampai sekarang, guru banyak yang kreatif keluar dari persoalan yang menghimpitnya. Dari soal pendapatan misalnya, guru banyak yang mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Guru juga mengikuti pelatihan, seminar online untuk meningkatkan skill atau bakat yang mereka miliki.
Problem guru memang tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata. Banyak yayasan atau lembaga pendidikan yang sudah mulai menaruh perhatian terhadap nasib guru.