ayah dalam keluarga sering dianggap sebelah mata dalam pengasuhan. Figur ayah lebih ditonjolkan saat ia berhubungan dengan urusan pemenuhan kebutuhan keluarga dan urusan nafkah. Ayah lebih sering melibatkan dirinya dan juga pikirannya untuk urusan pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan keluarganya.
Kehadiran seorangKehadiran seorang ayah dalam keluarga terbilang kalah jauh intensitasnya dibandingkan seorang ibu. Namun, pengasuhan sejatinya tidak selalu berada di pundak ibu. Pengasuhan tetap harus melibatkan dua orangtua, ayah dan ibu.
Anak dalam rentang usia 0-7 tahun membutuhkan kehadiran ayah juga ibunya. Kehadiran ayah dan ibu membuat anak secara psikis dan fisik menjadi lengkap. Ketidakhadiran dan kekurangan salah satu dari figur orangtua akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak di masa mendatang.
Â
Makna Perhatian AyahÂ
Â
Peranan ayah dalam keluarga di saat anak-anak kecil akan membekas di hati anaknya saat mereka besar nanti. Petuah-petuah, nasihatnya, dan juga ajarannya akan dikenang anak dalam alam bawah sadarnya.
Waktu-waktu efektif dalam keluarga kita harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh ayah. Meski ayah sering bekerja sehari penuh, ia harus memperhatikan waktu-waktu efektif yang memungkinkan ia membersamai anak-anaknya.
Dalam sehari, anak secara alamiah memerlukan, merindukan kehadiran ayahnya. Sejenak minum teh bersama, mengajari anak mengaji, atau menemani belajar menjadi aktifitas penting yang memiliki makna mendalam di hati anak.
Kehadiran seorang ayah dalam sehari itulah yang membuatnya merasa nyaman. Anak jadi menyadari kehadiran sosok ayahnya dalam hidupnya.
Sentuhan saat hendak berangkat kerja maupun pulang kerja adalah yang dirindukan anak. Berpamitan kepada anak misalnya menjadi momen yang diingat anak bahwa ia berharga, dihargai. Ciuman, pelukan seorang ayah sebelum dan setelah pulang kerja memberi arti dalam dada dan jiwa sang anak.
Sebagai sosok yang memang memiliki peranan sentral dalam pengasuhan, seorang ayah tidak boleh abai terhadap perhatian, kasih sayang dan sentuhan sekecil apapun yang bisa ia berikan kepada anaknya.
Kita akan menyesali masa-masa kecil anak kita, ketika masa-masa itu pergi dan belum sepenuhnya memberikan waktu yang berharga dan istimewa di mata sang anak. Inilah yang akan membekas di hati sang anak akibat kurangnya perhatian, kasih sayang dan waktu yang penuh yang diberikan ayah pada anaknya.
Sosok SentralÂ
Â
Ayah secara peran, sebenarnya memiliki tugas yang amat berat dalam pengasuhan. Ia sebagai kepala keluarga adalah sosok yang sentral dalam membawa bahtera rumah tangga. Menurut Eli Risman di bukunya Ayah dan Peran Vitalnya dalam Pengasuhan (2017) ada empat peran sentral ayah dalam pengasuhan diantaranya :
Pertama, menentukan tujuan. Ayah memiliki peran dalam menentukan Garis besar Haluan Keluarga (GBHK). Ia menentukan kemana keluarga akan melangkah dan menuju kemana. Bila ayah tidak tegas dan jeli menentukan tujuan hidup dan tujuan keluarganya, tentu keluarga tersebut akan terombang-ambing tidak tentu arah.
Kedua, membimbing anak dan istri dengan membuat kebijakan dan peraturan. Dengan aturan dan kebijakan yang dipimpin ayah, maka keluarga bisa berlatih tanggungjawab dan juga berlatih menanggung konsekuensi bila kewajiban tidak dilaksanakan dengan baik.
Ketiga, menentukan standar keberhasilan keluarga. Penentuan standar keberhasilan keluarga ini misalnya anak dalam keluarga A harus sarjana semua. Apapun ikhtiar atau usahanya, harus dipimpin dan diupayakan sebaik mungkin dan menjadi tanggungjawab ayah untuk memastikan pemantauan dan keberhasilannya. Kepemimpinan ini akan bermanfaat pada anak karena melihat tanggungjawab seorang ayahnya sehingga anak juga akan termotivasi dan berlatih tanggungjawab serupa.
Keempat, pelatihan, pemantauan. Ayah memiliki peranan memberikan pelatihan, pendidikan dan pemantauan terhadap perkembangan dan juga pertumbuhan anaknya. Hal ini tidak melulu tanggungjawab seorang ibu. Menanyakan kabar anaknya, menelpon anaknya serta memantau anaknya akan tugas dan kewajibannya menjadi tangungjawab ayah yang tidak mudah. Sering karena kesibukan dan kerja ayah menjadi lupa akan tanggungjawabnya akan peranannya dalam melakukan pelatihan dan pemantauan terhadap anaknya.
Anak selain merasa senang, ia juga akan merasa diperhatikan dan disupport oleh ayahnya. Tanpa perhatian, pemantauan anaknya, anak akan merasa kurang diperhatikan dan merasa diberi kebebasan yang kebablasan. Tanpa kontrol dan pemantauan dari ayah, banyak anak kita yang kebablasan dan terjerumus dalam pergaulan yang bebas bahkan sudah sejak usia remaja.
Itulah peran sentral ayah dalam pengasuhan yang tidak bisa kita abaikan. Manusia diciptakan sesuai fitrahnya berpasang-pasangan. Tanggungjawab pengasuhan pun demikian, akan terasa kurang lengkap bila hanya dijatuhkan pada pundak ibu. Padahal peran ayah juga tidak kecil dalam pengasuhan dan amat vital pengaruhnya dalam perkembangan dan pertumbuhan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H