Mohon tunggu...
Arif Yudistira
Arif Yudistira Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Suka Ngopi, dan jalan-jalan heppy.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Keluarga dan Cinta Kasih

9 Mei 2023   10:07 Diperbarui: 9 Mei 2023   10:13 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Families(angela-miller-photography.com)

 

Harta yang paling berharga adalah keluarga/istana yang paling indah adalah keluarga/ puisi yang paling bermakna adalah keluarga/ mutiara tiada tara adalah keluarga

(Harta Berharga)

            

Tuan dan Puan tentu akrab dengan lagu yang indah dan lirik yang menyentuh ini. Sungguh indah bila manusia menemukan cinta kasih dalam keluarganya. Sungguh indah bila manusia dididik dan disirami kasih sayang yang tulus bersama keluarganya. Membangun keluarga adalah membangun cinta. Orang sering lupa bahwa berumah tangga tidak sekadar menjalin hubungan dengan kekasih semata. Membangun keluarga adalah terus menerus merawat dan menjaga cinta kasih. Dalam sebuah keluarga, kasih sayang dan juga cinta diuji justru saat pasangan memiliki anak. Orang sering menyebut anak sebagai 'buah cinta'.

 Sudah menjadi fitrah manusia, bahwa memiliki 'buah hati' membuat pasangan menjadi tambah bahagia. Kebahagiaan itu bukan hanya karena kehadiran anggota keluarga baru, tetapi juga tumbuhnya harapan, hadirnya penerus dan juga segala kasih sayang ditumpahkan pada sang anak. Banyak saudara-saudara kita yang lama menikah, tetapi belum memiliki momongan. Memiliki momongan atau anak adalah dambaan hampir semua pasangan yang menikah. Dengan memiliki anak, mereka merasakan kelegaan, dan juga bertambahnya kesempurnaan dalam hidup berumah tangga.

Di Indonesia, persoalan berumah tangga amatlah kompleks. Dari urusan pernikahan dini, kecelakaan pergaulan sampai dengan bunuh diri serta pembunuhan yang terjadi dalam lingkungan keluarga. Meski banyak lembaga negara yang turut serta dalam pembangunan mentalitas keluarga, persoalan rumah tangga di indonesia belum kunjung reda. Soeharto bisa menjadi satu dari sekian contoh bagaimana negara ikut serta mempengaruhi, membentuk pola keluarga yang ideal menurut negara. Negara mewacanakan, membuat program yang cukup berhasil dari hulu ke hilir untuk mengokohkan bangunan konsep keluarga ideal.

 Dalam buku bacaan anak tahun 1970-an, kita bakal menemukan gambaran ideal tentang keluarga yang harmonis, jauh dari pertikaian, serta gemar menabung. Gambaran keluarga yang pancasilais telah dikampanyekan melalui buku, ceramah, serta program masyarakat agar meminimalisir kasus atau problem keluarga. Disamping itu, mengukuhkan kekuasaan menjadi salah satu misi yang hendak direngkuh oleh pemrintah orde baru kala itu. Keberhasilan dari program pemerintah orde baru kala itu adalah meminimalisir kasus kejahatan, asusila, dan problem keluarga. 

Alhasil, Soeharto dengan program PKK-nya dianggap sebagai bapak keluarga indonesia yang berhasil meminimalisir kasus atau problem dalam keluarga Indonesia. Warisan program orde baru ini dianggap sebagai salah satu program efektif dalam memberdayakan perempuan dan mengatasi problem rumah tangga baik ekonomi, sosial dan juga kemasyarakatan.

Ekonomi dan Kebahagiaan 

 

Keberhasilan dalam membina keluarga tidak terlepas dari keberhasilan dalam bidang ekonomi. Meski bukan satu-satunya faktor yang menunjang kebahagiaan keluarga, faktor ekonomi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam membangun keluarga. Bila ekonomi dalam keluarga kuat, maka bisa dipastikan akan lebih lancar dalam membina rumah tangga, begitu pula sebaliknya.

 Kasus Ibu Rumah Tangga yang tega menggorok tiga anaknya di Brebes membuat kita sadar kembali bahwa faktor kemiskinan menjadi pemicu utama dalam kasus kekerasan terhadap keluarga. Pandemi turut serta meluluhlantakkan ekonomi dan mental banyak keluarga Indonesia. Tekanan hidup yang kian berat membuat orangtua melakukan kekerasan karena dirundung keputusasaan hidup. Pendidikan tidak dipungkiri menjadi faktor penting untuk memutus mata rantai kekerasan dalam keluarga. Pendidikan kerumahtanggaan, pengasuhan menjadi amat penting di era sekarang.

Dalam kondisi krisis ekonomi dan mentalitas seperti sekarang ini, pendidikan pengasuhan amat dibutuhkan untuk memupus dan mengatasi kekerasan terhadap anak di lingkungan keluarga. Kita tentu tidak ingin lebih banyak anak mati di tangan orangtua mereka karena faktor ekonomi dan kurangnya pemahaman orangtua tentang hidup berumahtangga. Kita tentu menaruh harapan kepada banyaknya lembaga negara yang mengurusi masalah keluarga dapat berperan lebih optimal.          

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun