Mohon tunggu...
Arif Susanto
Arif Susanto Mohon Tunggu... Relawan - Impact Maker Indonesia

Impact before Success. Menciptakan impact artinya meniti tangga menuju puncak-puncak kesuksesan. Pemahaman dan konsep ini perlu dipahami lebih banyak orang sebagai bentuk cita-cita dan rencana hidup yang bertumbuh.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Go Digital

12 Juni 2019   13:08 Diperbarui: 12 Juni 2019   13:16 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah sektor penting bagi sebuah bangsa. Tak hanya terkait kualitas manusia, pendidikan juga menentukan pertumbuhan ekonomi, kebudayaan, politik hingga ketahanan bangsa. Sudah semestinya pendidikan mendapat porsi memadai untuk terus berkembang seiring perkembangan zaman. Namun sayangnya, dunia pendidikan belum secara signifikan berkembang dalam era revolusi industri 4.0 saat ini. Tak seperti perdagangan & transportasi yang telah memiliki solusi digital, dunia Pendidikan masih kebingungan bagaimana masuk dan memanfaatkan kemajuan teknologi digital untuk mengkselerasi proses dan kualitas pendidikan.

Sejauh ini, digitalisasi pendidikan baru terfokus pada dua hal: Konten belajar dan LMS (Learning Management System). Apakah digitalisasi pendidikan hanya sebatas dua hal ini? Nampaknya, bahkan kementrian pendidikan sekalipun belum memiliki peta jalan dan cara yang jelas bagaimana pendidikan bisa segera Go-Digital. Demikian pula sektor non-government belum memiliki karya yang cukup "revolusioner" seperti bagaimana Gojek menggunjang dunia transportasi dan bagaimana Bukalapak dll merubah landscape jual-beli barang. Dengan kata lain, Indonesia masih menantikan produk karya anak negeri yang mampu menjadi terobosan besar dalam digitalisasi pendidikan.

Bila kita sederhanakan, aktivitas pendidikan berpusat pada 3 aktivitas utama: belajar, mengajar dan berbagi pengetahuan. Pendidikan adalah proses belajar seorang murid kepada Guru untuk mendalami/menguasai suatu pengetahuan atau kemampuan. Selebihnya adalah supporting bagi ketiga aktivitas ini, seperti ketersediaan reverensi belajar (buku, kitab, jurnal, artikel, berita dll), latihan belajar/ujian/test, fasilitas belajar (gedung, kelas, bangku, komputer dll), dan administrasi sekolah (absensi, raport, biaya dll). Sudah selayaknya digitalisasi pendidikan mampu membuat aktivitas utama (belajar, mengajar & sharing pengetahuan) dan aktivitas pendukung dalam pendidikan berjalan lebih cepat dan mudah.

Salah satu kritik digitalisasi pendidikan adalah pengabaian peran Guru sebagai sumber pengetahuan dan pendidik. Bisa saja kita melakukan digitalisasi bahan belajar dengan membuat rekaman (audio, video, atau tulisan) dan mendistribusikannya kepada siswa sebagai sumber pengetahuan. Namun pendidikan tidak hanya tentang transfer pengetahuan, namun ada sentuhan didikan Guru kepada murid sehingga proses belajar menjadi paripurna. Mendidik dan mentransfer pengetahuan adalah dua hal yang berbeda. Kita bisa melihat tradisi ulama dan ilmuan senantiasa membutuhkan proses interaksi langsung antara Murid dengan Guru/Mentor. Bahkan orang yang belajar hanya dari buku/kitab tanpa bimbingan guru bisa membuat tersesat.

Dengan pijakan ini, maka perkembangan teknologi digital yang didesain memajukan dunia pendidikan harus memperhatikan aspek pendidikan secara holistik. Tema yang kita bicarakan bukan tentang disrupsi yang menjadi isu utama dalam revolusi industri 4.0, namun teknologi digital harus mampu mendukung Guru dan para pemilik Ilmu/Skill bisa dengan lebih mudah bertemu, mengajar dan mendidik sang murid (revolusi industri 5.0). Serta lebih memudahkan proses evaluasi/penilaian terhadap penguasaan ilmu/skill sang murid. Denganya proses belajar sang murid bisa lebih mudah dan efektif. Murid juga tetap bisa mengembangkan pembelajaran dirinya dari berbagai sumber dan referensi yang bisa diakses lebih mudah dan cepat, baik dalam bentuk fisik maupun online/digital.

Saatnya semua penggiat pendidikan dan teknologi digital berlomba-lomba menciptakan layanan digital seperi aplikasi yang benar-benar memberikan dampak positif bagi percepatan peningkatan kualitas manusia dan dunia pendidikan. Keberadaan aplikasi dan StartUp pendidikan seperti GreatEdu, Ruang Guru, PesonaEdu, 7pagi, zenius, dan lain sebagainya adalah awalan yang baik. Dibutuhkan kolaborasi lebih besar dari seluruh pihak untuk membuat dunia pendidikan Indonesia makin maju, efektif dan memudahkan semua unsur dalam pendidikan untuk berproses lebih efisien.

Kita perlu bersama mendeklarasikan tekad untuk mendedikasikan diri dengan segenap potensi yang ada untuk memajukan dunia pendidikan dengan dukungan teknologi digital. Perlu kiranya pemerintah, penggiat pendidikan, dan masyarakat mengkampanyekan Pendidikan Go Digital agar semua pihak mengerahkan potensi terbaiknya dengan berlomba-lomba  menciptakan karya dan produk yang dibutuhkan dalam memenuhi segala aspek dalam dunia pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun