Oleh. Arif Rahaman Pradana
Saat ini isu yang sedang berkembang dimasyarakat selain kasus hukum mengenai Wisma Atlet ada juga isu Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Isu yang kedua ini saat ini mengalahkan pemberitaan Wisma Atlet karena dampak dari kebijakan ini akan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Demo mahasiswa terjadi dimana-mana, para ekonom dan politisi baik didalam maupun diluar pemerintah mengeluarkan berbagai pendapat tentang langkah apa yang tepat untuk diambil, media seakan menemukan tambang baru yang tiada habis-habisnya bisa diberitakan.
Pemerintah sejauh ini mengeluarkan opsi untuk menaikan harga BBM 1.500 rupiah dan memberikan kompensasi BLT bagi warga yang tidak mampu, namun terjadi penolakan dimana-mana atas kebijakan tersebut, tetapi ada juga yang menerima dan membuat solusi tambahan. Maruarar Sirait dan partainya adalah salah satu kubu yang menolak penaikan harga BBM tersebut, ia berpendapat masih banyak sektor lain yang bisa dimanfaatkan untuk menutupi devisit anggaran APBN bila harga tetap, seperti melakukan efisiensi seluruh sektor pejabat negara, menaikan cukai terhadap sejumlah barang impor dan fiskal tambang seperti batu bara (dialog tvone).
Dahlan Iskan bisa dibilang salah seorang yang setuju dengan kebijakan tersebut seperti dalam diskusinya dengan demonstran “presiden pasti memikirkan yang terbaik untuk rakyat" (radar-bekasi.com). Namun Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN tidak diam saja melihat gejolak dimasyarakat, namun ia turut membuat solusi dari kebijakan ini, yaitu dengan niatnya akan membuat mobnas bertenaga listrik (dahlaniskan.wordpress.com). Kebijakan Dahlan Iskan tersbutpun banyak yang mengkritisi, dengan mengatakannya panik, dan membeberkan segala permasalahan yang akan dihadapi bila mobil listrik ini terealisasi.
Saya seperti judul diatas sebagai orang awam mencoba sedikit berpendapat mengenai kebijakan ini. Menurut saya pemerintah mengambil tindakan yang tepat dengan menaikan harga BBM namun harus disertai dengan persyaratan. Pertama BBM yang dinaikan hanya untuk sektor angkutan pribadi dan motor diatas CC tertentu sedangkan untuk angkutan umum dan distributor bahan pangan, sandang dan papan tetap bersubsidi (pembatasan BBM bersubsidi). Karena pada umumnya yang menggunakan angkutan umum itu adalah golongan menengah kebawah. Kebijakan ini juga untuk membiasakan penduduk indonesia lebih memilih angkutan umum ketimbang angkutan pribadi untuk melakukan aktivitasnya. Berbarengan dengan itu pemerintah meningkatkan sarana dan prasarana angkutan umum yang nyaman murah dan memadai seperti di berbagai negara maju seperti Jepang dan Cina. Kebijakan ini juga ramah lingkungan karena sesuai dengan pendapat Anggito Abimanyu sudah banyak studi yang membuktikan bahwa kenaikan harga BBM akan diikuti dengan penurunan konsumsi BBM (kompas.com), dengan penurunan konsumsi BBM maka efek rumah kaca yang ditimbulkan dari sisa pembakaran dari angkutan umum atau PLN dapat berkurang. Dan dengan tidak dinaikannya BBM untuk distributor bahan sandang, pangan, papan, diharapkan tidak terjadi kenaikan harga barang.
Kedua saya sangat setuju dengan ide Dahlan Iskan tentang konsep mobil nasional bertenaga listriknya, dengan memulai proyek yang menelan 5 triliun (kompas.com) tersebut, dan bila terelaisasi Indonesa akan dapat mengatasi masalah kenaikan BBM yang berkaitan dengan transportasi dalam jangka panjang. Dana 5 triliun dana yang tidak terlalu besar ketimbang kebijakan penaikan anggaran ini tidak dilaksanakan yaitu APBN akan menanggung biaya sebesar 54 triliun dan 49,10 triliun untuk subsidi Tarif Dasar Listrik (TDL) (tribunnews.com dan republika.com). Lalu mengingat Minyak Bumi sebagai komoditi yang sekitar 50 tahun lagi akan habis (kompas.com) maka kebijakan mobnas bertenga listrik ini mau tidak mau, suka tidak suka akan kita atau anak kita rasakan, maka apa salahnya kita memulai lebih awal untuk merealisasikan konsep ini. selain itu apabila 5 tahun kedepan konsep ini terelaisasi maka sektor transportasi tidak akan terlalu berpengaruh apabila terjadi lagi kenaikan harga minyak dunia. Kita juga jangan berpikir skeptis dengan ide mobnas bertenaga listrik ini, Filipina sebagai negara berkembang telah berhasil merilis busnya yang bertenaga listrik (www.mb.com). Selain itu lagi-lagi ide ini ramah lingkungan karena mobil bertenaga listrik ini tidak menghasilkan efek rumah kaca.
Ketiga solusi untuk TDL adalah dengan tidak menaikannya dan pergunakan ide Maruarar Sirait dalam menutupi devisit anggaran namun disaat yang sama Indonesia secepat mungkin mengembangkan Pembangkit Listrik alternatif lain selain yang bersumber dari minyak bumi. Seperti dari Batu bara, panas bumi, air, kincir angin, maupun nuklir. Untuk batu bara Indonesa sangat kaya batu bara, bahkan diperkirakan cadangannya cukup untuk 500 tahun kedepan (majalah.tempointeraktif.com). Panas bumi, Indonesia berada di lingkar api dimana wilayahnya terdapat banyak gunung api dan sumber daya ini sangat potensial untuk digunakan sebagai pembangkit listrik. Air, banyak sungai di indonesia dengan demikian banyak bendungan yang bisa dibuat, maka peluang sumber listrikpun luas dari sektor ini. Kincir angin, angin pantai kita kenal semua sangat kencang, keuntungan indonesia negara kepulauan maka keliling pantai Indonesia luas yang bisa dimanfaatkan dengan didirikannya kincir angin yang memproduksi listrik. Nuklir, merupakan bahan baku yang murah dan banyak dikembangkan di negara maju untuk dimanfaatkan dalam pembangkit listrik ini pun bisa menjadi alternatif lain. Semua sumber tadi kecuali batu bara dan nuklir merupakan sumber yang ramah lingkungan.
Daftar Pustaka :
http://nasional.kompas.com/read/2012/03/01/04223337/Kenaikan.Harga.BBM
http://aceh.tribunnews.com/2012/03/13/kenaikan-harga-bbm
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1977/10/15/ILT/mbm.19771015.ILT75721.id.html
http://www.mb.com.ph/articles/354447/batterypowered-bus-to-help-mitigate-climate-change
http://www.radar-bekasi.com/?p=26595
http://dahlaniskan.wordpress.com/2012/03/11/saatnya-putra-petir-harus-melawan/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H