Mohon tunggu...
Arif Rohmadi
Arif Rohmadi Mohon Tunggu... Freelancer - -

blogger, writer, programmer, internet marketer (still learn)

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Tetap Stabil di Bulan Ramadhan 2014

26 Juli 2014   00:40 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:13 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap Ramadhan sering kali dihantui dengan kenaikan harga sembako (sembilan bahan pokok) yaitu: beras, jagung/sagu, daging (ayam/sapi), minyak goreng, telur, gula, susu, minyak tanah, dan garam. Namun sekarang maknanya meluas, bukan hanya sembilan tapi banyak bahan pokok.

Keadaan dimana terjadi kenaikan harga barang secara terus-menerus atau terjadi penurunan nilai mata uang karena banyaknya uang yang beredar dalam negeri biasa disebut sebagai inflasi. Selama bulan Ramadhan sampai dengan lebaran seringkali terjadi inflasi. Tak jarang masyarakat menyalahkan pemerintah atas naiknya harga-harga barang, padahal ada banyak faktor yang memicu terjadinya inflasi. Beberapa diantaranya :

1. Faktor Alam seperti cuaca dan bencana alam yang bisa menyebabkan gagal panen, panen buruk, maupun menghambat distribusi barang sehingga menyebabkan barang langka di pasaran, otomatis harga naik.

2. Isu Politik, misalnya isu akan terjadi kerusuhan sehingga menyebabkan masyarakat membeli barang dalam jumlah banyak. Otomatis barang menjadi langka di pasaran, dan harganya pun naik. Untungnya isu-isu yang beredar selama pilpres (pemilihan presiden dan wakil presiden) 2014 ini tidak membuat masyarakat panik dan melakukan pembelian barang secara membabi buta. Masyarakat masih mempercayai pemerintah dan ketahanan nasional negeri ini, sehingga harga relatif stabil.

3.  Kebijakan pemerintah seperti menaikkan tarif dasar listrik (TDL), menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif kereta api, tarif angkutan udara, dll bisa menyebabkan inflasi. Kebijakan menaikkan tarif tersebut pastinya sudah dipertimbangkan secara matang dan bertujuan untuk kebaikan bangsa dan negara. Jadi selama inflasi tersebut tidak memberatkan rakyat serta untuk kebaikan bangsa dan negara, maka layak kita dukung.

4. Penimbunan barang oleh Pengusaha, tentunya menyebabkan kelangkaan barang di pasar, dan otomatis harga barang naik.

Bank Indonesia selaku badan hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga stabilitas perekonomian negara dalam hal ini melakukan antisipasi inflasi di bulan Ramadhan 2014 dengan mempelajari pola inflasi ramadhan sebelumnya dan bulan-bulan sebelum ramadhan tahun ini kemudian merumuskan kebijakan untuk mengantisipasi inflasi yang terjadi.

[caption id="attachment_349687" align="alignnone" width="576" caption="Pola inflasi Ramadhan selama 3 tahun terakhir"][/caption]

[caption id="attachment_349688" align="alignnone" width="424" caption="Tracking Perkembangan Harga Bahan Makanan Juni 2014"]

1406282884333736117
1406282884333736117
[/caption]

Melihat angka realisasi bulan Mei dan perkiraan kondisi bulan Juni, Inflasi tahun 2014 diperkirakan masih berada di kisaran target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yakni 4,5% plus minus 1%.  Sehingga harga-harga di bulan Ramadhan ini relatif stabil.

Kebijakan lain untuk mendukung kestabilan harga di bulan Ramadhan ini, meliputi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun