Mohon tunggu...
Muh. Arif Riyanto
Muh. Arif Riyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa yang tidak tahu apa-apa.

Suka mengobrol dan berdiskusi apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Wabah di Negara Antah-berantah

8 April 2020   01:11 Diperbarui: 8 April 2020   01:03 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tahun xxxx
Negara Makmur tertimpa wabah yang sangat ganas. Jutaan rakyat terinfeksi wabah tersebut sehingga menghilangkan nyawa ratusan ribu rakyat yang tidak tahu apa-apa. Fasilitas kesehatan tidak sanggup untuk menampung semua korban yang menderita sesak napas, demam, sakit tenggorokan maupun keluhan lainnya. Tenaga kesehatan kewalahan dalam berperang hingga banyak yang gugur tanpa pengganti.

3 bulan lalu, di negeri Ciao muncul virus baru. Awalnya disembunyikan kemunculannya oleh pejabat Ciao sehingga dengan mudah menyebar ke berbagai negara. Apalagi Rakyat Ciao merupakan perantau ke seluruh negara. Rakyat Ciao dan negara lain menanggung akibat dari keengoisan para pejabat yang menyebabkan banyak rakyat menjadi korban hingga meninggal.

Sementara itu di negara Makmur, pejabat-pejabat tenang saja, merasa superior karena negera belum dimasuki virus dari negara Ciao ini. Bahkan mereka berkelakar, bercanda maupun promosi wisata. Saat banyak negara waspada, dengan kesombongannya mereka menantang ahli dari negara lain.

Waktu terus berjalan, akhirnya virus asal Ciao terdeteksi di negara makmur dan dengan cepat menginfeksi rakyat. Pejabat-pejabat di negara makmur akhirnya kalang kabut mengahadapi virus berbahaya ini. Virus sudah menyebar luas, APD terbatas, rakyat susah diatur dan pejabat terlambat mengantisipasi.

Setelah berkelana ke banyak negara, akhirnya virus asal Ciao menjadi lemah beberapa bulan kemudian. Nyawa banyak yang hilang, perekonomian berantakan akibat dari keengoisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun