PENDAHULUAN
Guru harus menggunakan pendekatan emosional untuk memahami siswa mereka. Untuk melaksanakan pembelajaran di kelas, strategi ini sangat menekankan pada komunikasi antara guru dan siswa. Adanya komunikasi yang terjalin dapat dijadikan sebagai sarana konseling bagi anak-anak yang mengalami permasalahan di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. persyaratan untuk strategi emosional dimaksudkan untuk mempelajari lebih lanjut tentang kepribadian murid. Hal ini dilakukan agar guru dapat memberikan materi pembelajaran yang dirancang dengan cermat kepada siswa. Untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai, guru harus dapat memilih strategi pengajaran yang efektif. Salah satu strategi atau teknik untuk mensukseskan proses pembelajaran adalah pendekatan emosional.
Pendekatan emosional menciptakan prosedur standar, seperangkat cita-cita, dan prinsip-prinsip panduan yang dapat digunakan dalam pengajaran. Ini berusaha untuk memungkinkan para guru mendengar apa yang dikatakan dan ditanggapi oleh anak-anak sehingga kita dapat melarang perilaku "savoir vivre". Strategi ini bermanfaat untuk membantu siswa dalam menciptakan lingkungannya dan menciptakan suasana saling percaya (Doucet-Dahlgren et al., 2022). Pendekatan emosional adalah teknik intensif antara guru dan siswa seperti bantuan konseling yang menggabungkan komunikasi interaktif dan interpersonal untuk membuka tantangan yang dihadapi siswa di sekolah dan masyarakat, menurut Salam et al. (2021). Interaksi yang terbatas antara guru dan murid membuat sulit untuk menggunakan pendekatan emosional, yang merupakan dasar untuk hubungan yang bersahabat antara orang-orang seperti orang tua dan anak-anak. Interaksi antara mahasiswa dan profesor juga dapat memengaruhi seberapa nyaman anak-anak selama tugas sekolah mereka
Secara emosional juga jika guru dan murid dekat layaknya orang tua dan anak, itu membuat peserta didik menjadi lebih terbuka, mereka mampu meluapkan sisi emosional nya lebih baik disbanding jika guru tidak memiliki pemikiran pendekatan secara emosional, maka peserta didik akan lebih tidak terbuka sehingga menyebabkan motivasi untuk belajar menjadi rendah.
Ketika guru dan murid memiliki pendekatan secara emosional selayaknya orang tua dan murid, kadang peserta didik memiliki hasrat terbuka dengan guru dan hal itu terkadang membuat beberapa peserta didik yang melupakan unggah ungguh atau sopan santun peserta didik kepada gurunya karena mereka menganggap guru sebagai kaka atau teman dekat, tugas guru disini juga memberikan pembelajaran sopan santun agar para peserta didik memiliki akhak untuk berbicara dengan lawan bicara yang lebih tua.
Pentingnya pendekatan guru dan murid memberikan dampak yang besar ketika di luar lingkungan sekolah, mereka dapat lebih bersosial atau guyup rukun dengan orang lain dan sudah memiliki ilmu sopan santun terhadap orang yang lebih tua ketika mereka bertemu dengan orang lain peserta didik mempunyai keberanian untuk berkomunikasi dengan adab yang baik dan benar.
Ketika peserta memiliki akses untuk dekat dengan guru, maka peserta didik akan memberikan usaha yang lebih agar peserta didik tidak mengecewakan gurunya, karena peserta didik memiliki hubungan yang dekat dengan gurunya dan hal itu membuat peserta didik akan berusaha semaksimal mungkin memberikan terbaik Ketika guru menjelaskan pembelajaran di depan kelas, siswa akan memperhatikan gurunya, menceritakan apa yang sudah terjadi sebelumnya diluar sekolah ketika ada jeda untuk istirahat kepada gurunya, menyelesaikan tugas yang diberikan gurunya karena mereka tidak mau membuat guru atau pengajar kecewa sehingga mereka kehilangan sosok guru yang membuat mereka merasakan rumah di sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik lewat pendekatan persuatif, bagaimana memberikan murid merasa suasana yang nyaman dan memberikan pikiran bahwa berangkat sekolah tidak membosankan, berangkat sekolah membuat mereka tambah bersemangat karena guru yang unik, berbaur dekat dengan peserta didiknya sehingga murid menginginkan agar diajar dengan guru tersebut lagi, karena bagaimanapun juga diusia peserta didik yang masih dalam perkembangan, mereka sudah mampu untuk berpikir membandingkan guru satu dengan guru yang lain sehingga mereka jika tidak menemui guru yang tidak mengerti perasaan peserta didiknya maka akan menurunkan semangat belajar dan itu akan berdampak ke kelas berikutnya karena di kelas sebelumnya mereka sudah putus semangat akan hal sekolah.
Dalam kampus mengajar ini akan dijelaskan kejadian yang dialami penulis terhadap peserta yang hilang semangat dalam belajar karena suatu hal dan siswa yang tambah bersemangat karena dampak guru yang mengerti kebutuhan siswanya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian pendekatan emosional guru terhadap siswa ini ialah pendekatan kualitatif dengan metode analisis isi dengan fokus penelitian yaitu jenis jenis pendekatan emosional guru terhadap siswa. Adapun prosedur penelitian ini diawali dengan: 1). Diberikan materi pembelajaran Ketika guru tidak masuk kelas. 2). Memberikan materi dan setelah itu melakukan ice breaking atau sharing session. 3). Memberikan materi yang mengasikan seperti tari tradisonal ketika mata pelajaran seni budaya. 4). Melakukan analisis terhadap perilaku siswa setelah diberikan pendekatan tersebut  5). Menarik kesimpulan dari hasil analisis dan diakhiri dengan saran.