Mohon tunggu...
Arif Rahman Hakim
Arif Rahman Hakim Mohon Tunggu... Guru - Keling - Jepara

Seorang guru sekolah dasar di SD Negeri 2 Tunahan Keling Jepara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 "Pembelajaran Berdiferensiasi"

8 September 2022   11:57 Diperbarui: 14 September 2022   04:55 2471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Serupa seperti para pengukir yang memiliki pengetahuan mendalam tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya, keindahan ukiran, dan cara-cara mengukirnya. Seperti itulah seorang guru seharusnya memiliki pengetahuan mendalam tentang seni mendidik, Bedanya, Guru mengukir manusia yang memiliki hidup lahir dan batin." 

(Ki Hajar Dewantara)

Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas pasti kita sering menemukan perbedaan tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran melalui hasil asesmen yang telah kita lakukan. Itu merupakan hal yang wajar dalam sebuah kelas, namun sebagai guru tentunya kita mengharapkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bisa dicapai oleh semua murid. 

Kenyataan yang kita temukan bahwa murid memiliki beragam karakteristik, keunikan, kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, maka sebagai guru kita perlu mencari cara agar dapat memberikan pelayanan yang memungkinkan semua murid bisa mendapat kesempatan dan alternatif agar murid dapat mengakses materi pelajaran yang kita ajarkan sesuai dengan kebutuhan belajar mereka. Sehingga diharapkan tidak terjadi gap, dimana pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya dapat ditunjukkan mereka. 

Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon keberagaman tersebut adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.

Apa itu Pembelajaran Berdiferensiasi?

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat guru yang berorientasi pada kebutuhan murid, sehingga keberagaman kebutuhan belajar tersebut dapat terakomodir dengan baik.

Adapun yang dimaksud dengan keputusan tersebut adalah yang terkait dengan :

  • Menetapkan tujuan kurikulum yang didefinisikan dengan jelas, yaitu jelas untuk guru dan juga jelas untuk murid.
  • Guru merespon kebutuhan belajar murid dengan menyesuaikan rencana pembelajaran yang mampu memenuhi kebutuhan belajar mereka.
  • Menciptakan lingkungan belajar yang positif sehingga murid termotivasi dan memiliki semangat belajar yang tinggi, serta menumbuhkan keyakinan pada murid bahwa mereka akan selalu mendapat dukungan sepanjang proses pembelajaran.
  • Mengelola kelas yang efektif, sehingga meskipun pembelajaran menggunakan metode yang berbeda tapi tetap fleksibel dan dapat berjalan secara efektif.
  • Penilaian dilakukan secara berkelanjutan dan berjenjang, dengan tujuan untuk menentukan murid yang masih ketinggalan atau sebaliknya.

Bagaimana kita dapat melakukannya?

Untuk dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi, guru bisa memulainya dengan memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan 3 (tiga) aspek, yaitu : 

  • Kesiapan belajar murid, yaitu kesiapan murid untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru.
  • Minat murid, yaitu keadaan mental murid yang menghasilkan respon terarah kepada situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberi kepuasan pada diri.
  • Profil belajar murid, yaitu kondisi dan cara paling nyaman sebagai gaya yang diinginkan murid untuk belajar secara natural.

Bagaimana Pembelajaran Berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid?

Memperhatikan latar belakang yang disebutkan diatas, pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu solusi yang bisa dipilih guru agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.Dengan adanya data kebutuhan belajar murid yang sudah terpetakan, maka guru dapat membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan kebutuhan belajar murid, menyiapkan fasilitas yang mendukung, serta menentukan metode-metode yang mendukung. 

Untuk itu guru perlu menerapkan strategi pembelajaran dengan memperhatikan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk.

Apa Keterkaitan antara Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Budaya Positif, Visi Guru Penggerak, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Filosofi Pendidikan KHD?

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru memberikan pembelajaran yang menyesuaikan dengan kebutuhan belajar murid dengan tujuan agar semua murid memiliki kesempatan sama untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 

Sehingga disini peran guru sangat penting dalam menyusun visinya mewujudkan murid yang berkarakter dan memiliki profil Pelajar Pancasila sehingga tercipta budaya positif sekolah akan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, mampu mendorong murid untuk berpikir, bertindak mandiri dan tanggung jawab. Dan juga bisa menerapkan nilai dan perannya sebagai Guru Penggerak yang akan mendorong tumbuhnya motivasi pada diri guru penggerak dan rekan sejawat untuk terus mengembankan dirinya. Sedangkan kaitannya dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun murid sesuai dengan kodratnya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan, pembelajaran yang berfokus pada murid, memenuhi kebutuhan belajar murid. 

Masing-masing materi saling berkesinambungan, saling melengkapi dan menguatkan.

Apakah saya mengubah pemikiran saya sebagai akibat dari apa telah saya pelajari?

Sekilas, pembelajaran berdiferensiasi akan terlihat seolah menambah beban guru karena guru harus mempersiapkan pembelajaran yang berbeda-beda dalam setiap kegiatannya. Namun setelah mempelajari lebih dalam, pembelajaran berdiferensiasi ini berdampak sangat positif. Ini menyadarkan pada saya bahwa pembelajaran yang sudah saya lakukan selama ini masih perlu terus dikoreksi karena ada sisi-sisi yang masih terabaikan, yaitu kebutuhan belajar  murid yang berbeda-beda. Pembelajaran berdiferensiasi mengubah pemikiran saya bahwa dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, kita tidak boleh abai pada keragaman kebutuhan belajar murid.  

Bagaimana perubahan pemikiran tersebut berkontribusi terhadap pemahaman saya tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?

Perubahan paradigma tersebut memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap pemahaman saya bagaimana implementasi pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Sebelum melaksanakan pembelajaran kita harus benar-benar mempersiapkan dengan cermat semua kebutuhan belajar murid

Bagaimana saya tetap dapat bersikap positif walaupun banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini?

Tantangan dan hambatan dalam membuat perubahan selalu ada, dan saya yakin dibalik tantangan pasti ada peluang. Untuk itu kita harus berani keluar dari zona nyaman, memunculkan motivasi intrinsik untuk meningkatkan kompetensi diri dengan terus belajar, mencoba, mengaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun