Seperti seorang koki yang jago memasak, belum tentu bisa membuka restoran yang sukses, sementara di lain sisi, banyak pebisnis restoran sukses, yang justru tak tahu cara menanak.
Ini yang membuat usaha saya kemudian hanya bertahan beberapa bulan. Setelah merubah banyak format, tak cukup untuk menyelamatkan usaha dalam jurang pailit. Petualangan saya sebagai bos media, berakhir jauh lebih cepat bahkan sebelum mimpi itu di mulai.
Namun begitulah balada kegagalan, ia meninggalkan banyak pembelajaran. Dari pengalaman ini saya kemudian sadar, bahwa menulis itu adalah keterampilan teknis, yang ketika hendak dikonversi menjadi karir, maka harus ada keterampilan bisnisnya didalamnya.
Untuk menjadikannya karir, maka menulis harus punya model bisnisnya. Yang umum dan kebanyakan, adalah menulis sebagai wartawan atau penulis buku / artikel.Â
Sebagai wartawan, kita bekerja pada perusahaan media dan dibayar, sementara menulis artikel atau cerpen ke media massa, kita bisa berperan sebagai penulis lepas yang mendapatkan honor.Â
Atau menulis buku, yang dibayar ide kekayaan intelektual kita dalam bentuk royalti. Ini adalah model bisnis yang sederhana, bagaimana menulis bisa menjadi bisnis.
Namun semakin ke belakang, ketika era konten digital kian meraja, peran tulisan kemudian bergeser kian radikal, bukan hanya sebagai keterampilan teknis, namun juga sebagai basic skills.Â
Dari 4 format konten digital saat ini seperti Foto, Video dan ilustrasi, maka satu lainnya adalah Menulis. Dan menariknya, dari semua format konten, menulis bisa disisipkan di semua format. Caption atau deskripsi konten foto, video ataupun ilustrasi, membutuhkan tulisan di dalamnya.Â
Ini alasan kenapa Bill Gates dan Warren Buffett serentak menjawab dalam sebuah seminar, bahwa 3 keterampilan dasar yang harus dimiliki seseorang untuk sukses adalah Membaca, Public Speaking dan Menulis.Â
Konteknya pun berkembang, selain sebagai komunikasi untuk berbagi cerita diri, bisa pula untuk berjualan atau yang kerap dikenal dengan nama copywriting. Sebenarnya, peran ini juga sudah ada sejak lampau, tapi baru populer kembali hari ini, ketika industri masuk ke angka 4.0.