Matahari bersolek manja dengan cerianya, dan ini kabar baik untuk saya yang siang itu tengah menuju Rammang-Rammang, kawasan pegunungan Karst terbesar kedua dunia yang berada di Sulawesi Selatan.
Wajar, sebelumnya informasi dari sejumlah blogger bertestimoni sebaliknya, Rammang-rammang kerap hujan, dan ini membuat saya sedikit 'awas'. Walaupun memang, sempat disapa gerimis pada akhirnya, namun justru menambah decak kagum pada keindahan pesona kawasan ini.
Karst adalah gugusan tebing yang terbentuk oleh erosi bawah tanah batuan seperti batu Kapur dan Marmer yang larut dalam air. Dikenal sebagai hutan Batu dengan luas sekitar 45 ribu hektar yang menjadikannya yang terbesar setelah Karst di Yunnan, Cina. Dan ini yang menjadikan Rammang-Rammang sebagai target buruan utama untuk di kunjungi ketika memutuskan untuk pergi ke Sulawesi Selatan.
Dan benar saja, eksplorasi ini membawa kami seolah masuk ke era Jurasic, jaman purba ketika mahluk-mahluk raksasa hidup sebagaimana di gambarkan dalam film-film reka sejarah. Bagaimana tidak, untuk menuju kawasan pegunungannya, kita terlebih dulu menyusuri sungai panjang yang menghadirkan pemandangan kombinasi gugusan batu gamping yang menjulang dan rendah, dengan berbagai macam bentuk yang unik.
Nama "Rammang-Rammang" sendiri berasal dari Bahasa Makassar, tempat wisata ini berasal dari kata rammang yang berarti "awan" atau "kabut". Jadi rammang-rammang berarti sekumpulan awan atau kabut.
Untuk berwisata ke kawasan ini, maka sebaiknya kita berangkat pagi, karena selain menyajikan pegunungan kapur yang keren, pemandangan sunrise juga tersaji dengan indahnya di Rammang-rammang. Kenakan sepatu atau sandal gunung agar leluasa saat trekking di sekitaran pegunungan batu kapur. Karena kawasannya belum tertata rapi, masih banyak trek kecil yang menantang untuk ditelusuri. Jangan lupa kenakan topi dan sunblock, karena cuaca ketika beranjak siang cukup panas. Namun di sana juga terdapat penyewaan topi caping ala petani dengan harga sewa sekitar Rp 5.000.
Menuju Rammang-Rammang
Untuk menuju tempat ini, "jangan tanya ke orang lokal," itulah petuah dari sejumlah bloger. Dan betul saja, ketika tiba di Makassar, tidak banyak masyarakat yang saya jumpai, tahu dimana Karst Rammang-Rammang. Tidak karyawan hotel maupun sejumlah sopir taksi online yang kami tanyakan. Hal yang sama, saya ketahui dari traveler lain yang kami jumpai di Rammang-Rammang, mereka pun tidak mendapati warga lokal yang tahu soal lokasi ini. Itu sebabnya, untuk menuju Rammang-Rammang, saya berpanduan dari cerita para traveler sebagai acuan. Dan rupanya, tidak sulit untuk menuju kawasan ini.Â
Jika kita baru tiba dari Bandara Hasanudin, maka sebaiknya lebih dulu menjadikan Karst Rammang-Rammang sebagai tujuan awal, karena lokasinya lebih dekat dari Bandari daripada jika kita ke Kota Makassar. Untuk ke Makassar sendiri biayanya sebenarnya tidak mahal, terutama dari daerah Jawa atau Bali, kita bisa memesan tiket melalui Pegipegi dengan harga yang relatif tidak mahal.Â