Matihuyu Hacohen tak ingin perebutan dengan kekerasan, dengan hunus pedang dan belati, atau anak panah yang terbang. Ia menduduki dengan uang, memulai proyek reklamasi Jerusalem, Â membeli 1100 tanah dan bangunan di wilayah muslim, yang padat dengan 50 ribu umat. Namun terjadi perlawanan, ini jelas bukan pertempuran terakhir sebelum kiamat menjelang, ini masih panjang.
Kini Bintang Daud itu kembali ingin merebut, ini giliran kita untuk bersuara, sikap nyata mengambil peran. Mungkin, dengan keberanian 'ide gila' untuk klaim deklarasi Jerusalem sebagai ibukota Palestina, betul bertentangan dengan pakta perjanjian, tapi bukankan itu pula yang dilakukan Amerika?
Atau mungkin dengan keberanian untuk tak lagi bernegosiasi dengan mereka, lepas dengan segala konsekuensi ekonomi yang mungkin berbalik memberatkan kita, tapi bukankah ini soal agama, keyakinan yang harusnya tak juga bisa di tawar?
Atau mungkin dengan terus mengingat, ada kapitalis tak beragama yang sedang mencoba membuka gerbang neraka.
Apapun itu, melawanlah, lakukan dengan benar, setidaknya lewat doa.., jangan diam!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H