Mohon tunggu...
ARIF RACHMAN UINJKT
ARIF RACHMAN UINJKT Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ganteng, Rajin dan Menarik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Aliran Islam Sunni: Sejarah, Keyakinan, dan Keilmuan

3 Januari 2024   21:47 Diperbarui: 3 Januari 2024   22:01 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Islam Sunni berdiri sebagai cabang Islam terbesar dan paling banyak dianut, yang mencakup mayoritas populasi Muslim global. Berakar pada komitmen terhadap ajaran Nabi Muhammad dan para khalifah awal, Islam Sunni telah memainkan peran penting dalam membentuk sejarah dan budaya dunia Muslim. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi keyakinan, praktik, dan prinsip inti yang mendefinisikan Islam Sunni.

Sejarah Sunni

Akar Islam Sunni dapat ditelusuri kembali ke tahun-tahun awal Islam ketika komunitas Muslim menghadapi keputusan penting mengenai suksesi kepemimpinan setelah wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 632 M. Sunni, yang berasal dari kata Arab "Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah," yang berarti "Ahli Sunnah dan Jemaat," mendukung konsensus bahwa khalifah (penerus) harus dipilih melalui musyawarah (syura) dan komunitas. konsensus.


Keyakinan Islam Sunni


Lima Rukun Islam: Muslim Sunni, seperti rekan-rekan Syiah mereka, menganut Lima Rukun Islam. Diantaranya adalah syahadat, shalat, puasa di bulan Ramadhan (Sawm), sedekah (Zakat), dan ziarah ke Mekkah (Haji). Pilar-pilar ini menjadi landasan praktik Islam Sunni.


Sunnah dan Hadits: Sunni mengikuti Sunnah, yang terdiri dari praktik dan ucapan Nabi Muhammad. Hadits, yang mencatat perkataan dan tindakan Nabi, berfungsi sebagai panduan untuk memahami dan menafsirkan Al-Qur'an. Para ulama Sunni dengan cermat mengklasifikasikan dan mengotentikasi tradisi-tradisi ini untuk memperoleh prinsip-prinsip hukum dan etika.


Khalifah: Muslim Sunni mengakui khalifah, dimulai dengan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, sebagai penerus sah Nabi Muhammad. Para khalifah memainkan peran penting dalam perluasan Islam dan pendirian lembaga-lembaga awalnya.


Ijtihad: Islam Sunni memperbolehkan penafsiran hukum Islam melalui proses yang disebut Ijtihad. Para ulama menggunakan penalaran dan penilaian independen untuk mengambil keputusan hukum, mengadaptasi prinsip-prinsip Islam ke dalam konteks kontemporer namun tetap berpijak pada Al-Quran dan Sunnah.


Amalan Islam Sunni


Sholat Jumat (Jumu'ah): Muslim Sunni berkumpul untuk salat Jumat berjamaah, di mana khotbah (Khutbah) disampaikan. Pertemuan mingguan ini memupuk persatuan komunitas dan memberikan kesempatan untuk refleksi spiritual.

Yurisprudensi Islam (Fiqih): Islam Sunni mencakup berbagai aliran pemikiran (Madhab) dalam yurisprudensi Islam, seperti Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Setiap sekolah menawarkan pendekatan sistematis dalam menafsirkan hukum Islam, memberikan fleksibilitas terhadap perbedaan budaya dan wilayah.


Pendidikan Agama Islam: Muslim Sunni menghargai pendidikan dan beasiswa. Madrasah dan universitas Islam memainkan peran penting dalam menyebarkan pendidikan agama, dan para sarjana terlibat dalam dialog dan interpretasi ajaran Islam yang berkelanjutan.


Keberagaman dan Inklusivitas: Islam Sunni mencakup spektrum keragaman budaya, etnis, dan sosial yang luas. Penekanan pada persatuan dan keyakinan pada pendekatan berbasis konsensus berkontribusi pada rasa kebersamaan di kalangan Muslim Sunni di seluruh dunia.


Islam Sunni, sebagai cabang Islam terbesar dan paling tersebar luas, memiliki kekayaan keyakinan, praktik, dan landasan sejarah. Penekanan pada persatuan, penerimaan interpretasi hukum yang beragam, dan komitmen terhadap Sunnah dan masyarakat menggarisbawahi ketahanan dan kemampuan beradaptasi Islam Sunni sepanjang sejarah. Dengan memahami prinsip-prinsip inti Islam Sunni, kita mendapatkan wawasan tentang pandangan dunia sebagian besar populasi Muslim global, menumbuhkan pemahaman antaragama dan apresiasi terhadap keragaman dalam tradisi Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun