Mohon tunggu...
Arif Prabowo
Arif Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - UIN KH Abdurrahman Wahid, Yayasan Al Ummah, PAUD IT/ TKIT/ SDIT Ulul Albab, SMP/SMA IT Assalaam Boardinng School

Menyukai pengelolaan Sumber Daya Manusia, Keluarga, Keayahan, masih belajar pendidikan yang bijak di era berlimpahnya informasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Profil Ibu, Fondasi Ketulusan Cinta dan Pendidikan dalam Pengasuhan

16 September 2024   09:30 Diperbarui: 16 September 2024   09:40 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Ayah bunda kita lanjutkan ke profil ibu.

Ibu adalah jantung keluarga, sosok yang tidak hanya memberikan “denyut” kehidupan, tetapi juga membentuk fondasi utama dalam pendidikan anak. Dalam Islam, ibu memiliki peran yang sangat istimewa. Rasulullah SAW bersabda, "Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu," yang menegaskan betapa besarnya pengaruh dan tanggung jawab seorang ibu dalam keluarga. Ibu bukan sekadar pengasuh fisik, tetapi lebih dari itu, ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, baik dalam aspek intelektual, emosional, maupun spiritual. Al Umm Madrosatul ula, ibu adalah madrasah pertama bagi anak anaknya.

Seorang ibu ideal tidak saja memberi makan dan merawat anak-anaknya, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang membentuk karakter mereka. Ibu adalah sosok yang menanamkan akhlak, memperkenalkan anak-anak kepada nilai-nilai moral, dan membimbing mereka dalam perjalanan menuju pemahaman agama yang benar. Dalam bukunya Tarbiyatul Aulad fil Islam, Syaikh Abdullah Nasih Ulwan menekankan bahwa ibu adalah pilar utama dalam membentuk kepribadian anak, dan dari ibulah anak belajar tentang cinta untuk pertama kali, pengorbanan, dan kasih sayang.

Di era modern, di mana banyak ibu juga bekerja di luar rumah, tantangan dalam pengasuhan semakin kompleks. Ibu mempunyai peran ganda. Meskipun beban peran yang semakin berat, peran ibu sebagai pendidik tidak boleh terabaikan. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan perhatian emosional yang konsisten dari ibu mereka, meskipun dalam waktu yang terbatas, cenderung memiliki hubungan yang lebih kuat dengan keluarga dan lebih stabil secara emosional . Ini menunjukkan bahwa kualitas waktu yang dihabiskan bersama anak jauh lebih penting daripada kuantitasnya. Ketersediaan emosional ibu yang lebih tinggi dikaitkan dengan fungsi keluarga yang lebih baik, yang sangat penting untuk kesehatan emosional remaja(Criscuolo et al., 2022).

Ibu juga memiliki kemampuan unik untuk menyeimbangkan kelembutan dan kekuatan. Seorang ibu sejati tahu kapan harus memberikan dukungan penuh kasih dan kapan harus memberikan dorongan untuk anak-anaknya agar mereka bisa mandiri. Kelembutan ibu menjadi tempat berlindung bagi anak-anak, tetapi di saat yang sama, seorang ibu yang kuat juga menyiapkan anak-anaknya untuk menghadapi dunia yang penuh tantangan. Seperti yang diajarkan dalam Islam, pendidikan anak adalah tanggung jawab besar yang memerlukan kesabaran, kelembutan, dan kebijaksanaan.

Dalam konteks pengasuhan anak remaja, peran ibu semakin vital. Remaja sering kali berada dalam situasi yang rentan, di mana mereka berjuang dengan pencarian identitas diri dan tekanan dari lingkungan sosial. Di sinilah ibu menjadi sosok yang sangat penting, sebagai teman yang mendengarkan tanpa menghakimi, tetapi juga sebagai pembimbing yang menunjukkan arah dengan penuh kasih. Imam Al-Ghazali dalam karya beliu menekankan pentingnya ibu dalam memberikan pendidikan akhlak yang baik, karena dari ibu inilah anak-anak pertama kali belajar tentang baik dan buruk, serta bagaimana menghadapi kehidupan dengan keteguhan iman.

Sementara ayah mungkin lebih dikenal dengan peran ketegasan, ibu memiliki kemampuan untuk mendekati anak dengan cara yang lembut namun mendalam. Kasih sayang seorang ibu bisa menembus hati anak-anaknya, bahkan di masa-masa sulit seperti saat anak mengalami kesulitan di sekolah atau konflik dengan teman sebaya. 

Penelitian menemukan bahwa remaja yang merasa dekat dengan ibu mereka cenderung memiliki kesejahteraan mental yang lebih baik dan lebih mampu mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari . Ikatan yang kuat dengan ibu menumbuhkan kesejahteraan psikologis yang lebih baik, sebagaimana dibuktikan oleh penelitian yang menunjukkan bahwa remaja dengan keterikatan yang aman melaporkan tingkat stabilitas emosional yang lebih tinggi(Dervishi et al., 2023).

Di tengah perubahan sosial dan tekanan kehidupan modern, ibu harus tetap menjadi figur sentral yang memberikan arah, stabilitas, dan kasih sayang. Peran ibu dalam pengasuhan tidak bisa diabaikan, terutama saat anak-anak memasuki masa remaja yang penuh tantangan. Pada fase ini, anak-anak sering kali mencari jati diri, menentang otoritas, dan berusaha mandiri. Namun, di balik semua itu, mereka tetap membutuhkan sentuhan lembut dari seorang ibu yang penuh kasih dan pengertian. Kelembutan dan ketegasan yang seimbang menjadi fondasi penting bagi seorang ibu dalam membimbing anak-anak mereka.

Sebagai sosok yang lebih dekat secara emosional dengan anak-anak, ibu memiliki kemampuan untuk memahami kebutuhan anak secara mendalam, bahkan sebelum anak-anak itu mengungkapkannya. Keterikatan emosional yang terjalin sejak anak-anak masih kecil memainkan peran penting dalam membentuk pola pikir dan perilaku mereka ketika dewasa. Menurut penelitian dari American Psychological Association, ibu yang aktif mendukung dan mendengarkan anak-anak mereka secara emosional, meskipun pada masa remaja, cenderung memiliki hubungan yang lebih harmonis dengan anak-anak mereka di masa dewasa .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun