Seorang ayah juga harus mampu menjadi pelindung moral bagi anak-anaknya. Di era digital ini, anak-anak, terutama remaja, dihadapkan pada berbagai pengaruh negatif dari media sosial dan internet. Ayah memiliki tanggung jawab untuk memberikan arahan yang jelas tentang bagaimana menyikapi dunia digital ini, bukan dengan melarang secara keras, tetapi dengan memberikan pendidikan yang bijak dan membuka dialog tentang nilai-nilai moral dan etika yang sesuai dengan ajaran agama. Dengan menjadi pembimbing yang terbuka, seorang ayah dapat membantu anak-anaknya mengembangkan sikap kritis dan moral yang kuat dalam menghadapi tantangan dunia modern.
Penting untuk diingat bahwa seorang ayah tidak harus menjadi sosok yang sempurna. Anak-anak tidak mencari ayah yang tanpa cacat, tetapi mereka membutuhkan ayah yang otentik, yang mau belajar dari kesalahan, yang tidak takut untuk mengakui kelemahannya, dan yang tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Keterbukaan dan kerendahan hati ini justru akan memperkuat ikatan antara ayah dan anak, membuat anak merasa lebih nyaman untuk berbicara dan berdiskusi tentang apa pun dengan ayahnya.
Profil ayah yang ideal adalah ayah yang hadir secara emosional, memberikan teladan yang baik, dan selalu berusaha menyeimbangkan antara ketegasan dan kasih sayang. Dalam pengasuhan yang seimbang ini, anak-anak akan tumbuh dengan rasa aman, percaya diri, dan siap menghadapi dunia dengan akhlak yang baik. Dengan menjadi sosok yang tegas namun penuh kasih, ayah tidak hanya membangun masa depan anak-anaknya, tetapi juga menjadi pelindung dan pembimbing moral yang mereka butuhkan sepanjang hidup.
Allahu a`lam bishowwab. Bersambug insya Allah.
Sobat sobat budiman, bila menemukan ketidaksesuian mohon koreksinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H