Ketiga, orang tua perlu konsisten dalam menunjukkan kasih sayang dan perhatian, baik melalui kata-kata maupun tindakan nyata. Dalam Islam, menunjukkan cinta kepada anak bukan hanya dengan memberikan materi, tetapi juga dengan memberikan waktu, perhatian, dan bimbingan yang baik. Rasulullah SAW mencontohkan ini dalam berbagai interaksinya dengan anak-anak, seperti mengajak mereka bermain, bercanda, dan mendidik mereka dengan cara yang penuh kelembutan. Remaja membutuhkan kepastian bahwa meskipun mereka sedang mengalami perubahan besar dalam hidup mereka, cinta dan perhatian orang tua tetap tidak berubah.
Selain itu, penting bagi orang tua dan guru untuk memberikan dukungan spiritual kepada remaja. Seperti halnya Nabi Ibrahim AS yang selalu mengajarkan ketundukan kepada Allah SWT dan memperkuat iman anaknya, orang tua modern juga perlu mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dalam setiap interaksi mereka dengan anak. Ini bisa dilakukan dengan cara mengajak anak berdiskusi tentang makna hidup, tujuan hidup, serta tanggung jawab mereka sebagai hamba Allah. Bayak penelitian yang terpublish di google shcoolar mengungkapkan bahwa keterlibatan orang tua dalam diskusi spiritual dengan anak-anak mereka dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan memperkuat ikatan keluarga.
Terakhir, orang tua dan guru perlu menjadi teladan yang baik. Seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim AS, setiap tindakan dan perkataan orang tua akan sangat mempengaruhi anak-anak mereka. Orang tua harus menunjukkan nilai-nilai yang mereka ingin tanamkan pada anak melalui perilaku sehari-hari. Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa anak-anak belajar bukan hanya dari kata-kata, tetapi juga dari tindakan orang tua mereka. Dengan menjadi teladan yang baik, orang tua tidak hanya menguatkan ikatan dengan anak, tetapi juga memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan moral dan spiritual anak.
Kesimpulannya, belajar dari kisah Nabi Ibrahim AS, kita memahami bahwa bonding dengan remaja bukan hanya tentang kedekatan fisik, tetapi juga keterikatan emosional dan spiritual yang kokoh. Dengan pendekatan yang penuh kasih, empati, keterbukaan, dan keteladanan, orang tua dan guru dapat membangun ikatan yang kuat dengan remaja yang tidak hanya mendukung mereka dalam menghadapi tantangan masa muda, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi individu yang tangguh, berakhlak mulia, dan beriman teguh.
Allahu a`lam bishowwab, Insya Allah kedepan masih bersambung tema bonding .
Sobat sobat budiman yang menemukan ketidak pasan isi mohon koreksinya. terimaa kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H