Mohon tunggu...
Arif Prabowo
Arif Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - UIN KH Abdurrahman Wahid, Yayasan Al Ummah, PAUD IT/ TKIT/ SDIT Ulul Albab, SMP/SMA IT Assalaam Boardinng School

Menyukai pengelolaan Sumber Daya Manusia, Keluarga, Keayahan, masih belajar pendidikan yang bijak di era berlimpahnya informasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Saat Remaja, Saat Membuncahnya Semua Potensi

29 Agustus 2024   09:45 Diperbarui: 5 September 2024   11:47 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Remaja, Saat Membuncahnya Semua Potensi

Bismillah,

Melanjutkan tulisan sebelumya, masih merefer apa yang pernah disampaikan oleh ayah Irwan Rinaldi dalam sebuah seminar parenting di Pekalongan oleh Assalaam Boarding School (SMPIT dan SMAIT Assalaam ) Pekalongan. 

Masa remaja sering kali dianggap sebagai masa yang rawan dan penuh dengan tantangan, tetapi di balik itu, ada potensi luar biasa yang menunggu untuk dikembangkan. Remaja berada pada fase kehidupan di mana kemampuan kognitif, emosional, dan fisik mereka mengalami perkembangan pesat. Potensi ini, jika diarahkan dengan benar, dapat membawa mereka menuju pencapaian yang luar biasa. Dalam pandangan Islam, setiap individu dilahirkan dengan fitrah dan potensi bawaan yang harus dikembangkan untuk mencapai tujuan hidup yang sejati, yaitu ibadah kepada Allah SWT.

Pada masa remaja, otak mengalami perubahan signifikan, khususnya di area prefrontal cortex yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, pengendalian emosi, dan perencanaan. Sebuah studi dari National Institute of Mental Health menunjukkan bahwa masa remaja adalah periode kritis untuk perkembangan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pengambilan keputusan. Ini adalah waktu di mana remaja mulai mencari jati diri, mencoba berbagai hal baru, dan mengeksplorasi kemampuan mereka di berbagai bidang.

Sebagai pendidik dan orang tua, kita harus menyadari bahwa potensi besar ini bisa menjadi pedang bermata dua. Tanpa bimbingan yang tepat, energi dan kreativitas remaja bisa tersalurkan ke arah yang kurang produktif atau bahkan merugikan diri sendiri dan orang lain. Dalam pandangan ulama seperti Imam Syafi’i, pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk akhlak dan karakter. Dengan demikian, mengarahkan potensi remaja bukan hanya tugas akademis, tetapi juga tugas moral yang penting.

Islam menekankan pentingnya menuntut ilmu dan mengembangkan potensi diri. Salah satu contoh yang sering diajarkan dalam sejarah Islam adalah kisah Zaid bin Tsabit RA, seorang remaja yang di usia 11 tahun telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menguasai bahasa asing dalam waktu singkat, dan di usia 16 tahun telah ikut serta dalam jihad pertama. Potensi Zaid meledak karena dorongan dari Rasulullah SAW yang tidak hanya melihat kemampuannya, tetapi juga memberikan kesempatan bagi Zaid untuk berkembang.

Di dunia modern, kita bisa melihat remaja yang menunjukkan bakat dalam bidang teknologi, seni, atau olahraga. Menurut laporan dari World Economic Forum, kemampuan dalam bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) menjadi salah satu yang paling dicari dan banyak remaja yang mulai mengeksplorasi bidang ini sejak dini. Namun, tidak semua potensi dapat teridentifikasi dengan mudah. Menjadi penting bagi orang tua dan pendidik untuk menciptakan lingkungan yang mendukung eksplorasi, di mana remaja merasa aman untuk mencoba hal baru tanpa takut gagal atau dihakimi.

Mendorong remaja untuk terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler, program magang, atau komunitas yang positif dapat membantu mereka menemukan minat dan bakat mereka. Sebuah penelitian dari University of Illinois menemukan bahwa remaja yang terlibat dalam kegiatan di luar sekolah cenderung memiliki kemampuan sosial yang lebih baik dan lebih mampu mengelola stres. Selain itu, remaja yang merasa didukung dalam mengembangkan potensi mereka cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi dan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.

Penting juga bagi kita sebagai orang dewasa untuk tidak terlalu cepat menilai atau menekan remaja berdasarkan harapan yang mungkin tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Setiap remaja memiliki ritme dan jalannya sendiri dalam menemukan potensi diri. Yang diperlukan adalah dukungan tanpa syarat dan bimbingan yang berlandaskan kasih sayang. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW selalu memperlakukan para sahabat mudanya dengan penuh penghargaan dan memberikan mereka tanggung jawab sesuai dengan kemampuan mereka, kita pun harus mempercayai remaja untuk mengeksplorasi potensi mereka, sambil terus membimbing mereka dengan nilai-nilai kebenaran.

Sebagai pendidik dan orang tua, tantangan terbesar adalah bagaimana mengarahkan energi dan potensi remaja ke arah yang positif dan produktif. Di sinilah peran aktif dari lingkungan sekitar, terutama keluarga dan sekolah, menjadi sangat penting. Boarding school, misalnya, menyediakan lingkungan yang sangat terstruktur dan disiplin, yang jika dikelola dengan bijak, bisa menjadi tempat ideal bagi remaja untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal.

Dalam konteks boarding school, guru dan pembina memiliki tanggung jawab yang besar. Mereka bukan hanya pengajar, tetapi juga figur panutan yang bisa membantu remaja menemukan jalan terbaik dalam mengembangkan bakat dan kemampuan mereka. Penelitian dari   "The Association of Boarding Schools (TABS)," yang berbasis di Amerika Serikat (TABS merupakan organisasi yang mendukung dan mempromosikan pendidikan di boarding school di Amerika Utara, termasuk Amerika Serikat dan Kanada) menunjukkan bahwa remaja yang bersekolah di boarding school cenderung memiliki rasa tanggung jawab yang lebih tinggi dan kemampuan kepemimpinan yang lebih baik dibandingkan dengan remaja yang tidak tinggal di asrama. Hal ini disebabkan oleh lingkungan yang mendukung kemandirian, kerjasama, dan pengembangan diri yang ditawarkan di boarding school.

Namun, penting juga untuk diingat bahwa boarding school bukanlah solusi tunggal, bukan satu satunya, untuk pengembangan potensi remaja. Setiap remaja memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda, dan pendekatan yang digunakan harus disesuaikan dengan individu masing-masing. Dalam pandangan Islam, konsep tarbiyah (pendidikan) menekankan pentingnya menyesuaikan metode pendidikan dengan karakter dan kebutuhan anak. Seperti yang disampaikan  oleh Syaikh Dr. Yusuf Al-Qaradawi, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menyeimbangkan antara kebutuhan fisik, emosional, dan spiritual (baca : keimanan) anak.

Selain pendidikan formal, remaja juga perlu diberikan ruang untuk berkreasi dan berinovasi di luar jam pelajaran. Program-program seperti bimbingan karir, pengembangan keterampilan hidup, dan kegiatan sosial bisa menjadi sarana yang efektif untuk membantu remaja mengenali dan mengembangkan potensi mereka. Misalnya, mengadakan proyek kelompok yang melibatkan pemecahan masalah nyata bisa menjadi cara yang baik untuk melatih kemampuan berpikir kritis dan kerja sama tim.

Sebagai orang tua, meskipun anak-anak kita berada di boarding school, keterlibatan kita tetap sangat penting. Kunjungan rutin, komunikasi yang terbuka, dan dukungan emosional dari jauh dapat membuat remaja merasa dihargai dan dicintai. Menurut penelitian dari Harvard Family Research Project, keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka, bahkan ketika mereka berada jauh di boarding school, berhubungan positif dengan pencapaian akademis dan pengembangan sosial mereka.

Bagaimana dengan pemanfaatan tehnologi?  kita juga perlu mendorong remaja untuk memanfaatkan teknologi secara bijak. Di era digital ini, banyak remaja yang memiliki akses ke informasi dan sumber daya yang luas. Kita tidak boleh hanya  melihat teknologi sebagai ancaman, bahkan kita bisa membimbing mereka untuk menggunakan teknologi sebagai alat untuk belajar dan mengembangkan diri. Sebagai contoh, mereka bisa mengikuti kursus online, berpartisipasi dalam forum diskusi yang konstruktif, atau bahkan memulai proyek kreatif mereka sendiri.

Penting bagi pendidik dan orang tua untuk terus memberikan apresiasi terhadap usaha dan pencapaian remaja, sekecil apa pun itu. Pengakuan terhadap usaha mereka akan membangun rasa percaya diri dan motivasi intrinsik yang kuat. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Khaldun, motivasi yang datang dari dalam diri sendiri jauh lebih kuat dan bertahan lama dibandingkan motivasi yang dipaksakan dari luar.

Sebagai kesimpulan, masa remaja adalah masa emas untuk membuncahkan  semua potensi yang dimiliki. Dengan bimbingan yang bijak, dukungan yang penuh kasih sayang, dan lingkungan yang mendukung, remaja dapat diarahkan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kemampuan mereka secara maksimal. Tidak hanya untuk keberhasilan pribadi, tetapi juga untuk kontribusi yang lebih besar dalam masyarakat, sesuai dengan peran mereka sebagai khalifah di muka bumi, sebagai pemakmur di muka bumi.

Allahu A`lam bishowwab. Insya Allah bersambung dengan tema seputar pengasuhan.

Sobat- sobat budiman, para pendidik Indonesia. Kita belajar bersama sama, Bila menemukan ketidaksesuain dalam penulisan ini mohon koreksinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun