Mohon tunggu...
Arif Prabowo
Arif Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - UIN KH Abdurrahman Wahid, Yayasan Al Ummah, PAUD IT/ TKIT/ SDIT Ulul Albab, SMP/SMA IT Assalaam Boardinng School

Menyukai pengelolaan Sumber Daya Manusia, Keluarga, Keayahan, masih belajar pendidikan yang bijak di era berlimpahnya informasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Cinta Anak Remaja, Jadilah Sabahat Meski Tak Dekat

27 Agustus 2024   10:25 Diperbarui: 27 Agustus 2024   13:37 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | SHUTTERSTOCK via Kompas.com

Dengan pemahaman ini, kita bisa lebih mudah memasuki dunia mereka dan memahami bahasa serta kebutuhan mereka. Seperti yang dikatakan oleh Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah, “Pendidikan anak adalah hak mereka atas orang tua, yang harus dijalankan dengan hikmah dan kesabaran.” Dalam konteks modern, ini berarti kita harus bersabar dalam memahami dunia anak-anak kita yang mungkin sangat berbeda dari yang kita alami dulu.

Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun kita berusaha mendekati anak-anak kita melalui teknologi, kita juga harus mengajarkan mereka tentang pentingnya kehidupan nyata di luar dunia digital. 

Kegiatan sederhana seperti makan malam bersama tanpa kehadiran gawai, atau mengajak mereka beraktivitas di luar rumah, bisa menjadi cara untuk memperkuat ikatan keluarga. 

Studi dari Stanford University menemukan bahwa keluarga yang secara rutin meluangkan waktu untuk berkegiatan bersama, tanpa gangguan teknologi, memiliki hubungan yang lebih kuat dan lebih harmonis.

Tidak ada resep pasti untuk menjadi sahabat bagi anak remaja, karena setiap anak memiliki keunikan dan cara mereka sendiri dalam mengekspresikan diri. Namun, yang terpenting adalah niat tulus kita untuk selalu hadir, meski tidak selalu berada di samping mereka. Cintai mereka dengan cara yang mereka pahami—dengan sabar, dengan mendengarkan, dan dengan memberi mereka ruang untuk tumbuh.

Sebagai orang tua, kita tidak boleh takut dengan perubahan zaman. Justru, kita harus beradaptasi dan belajar bersama anak-anak kita. Ingatlah bahwa menjadi sahabat bagi anak remaja bukan berarti menghilangkan batasan, tetapi lebih kepada menjadi figur yang mereka percaya dan hormati. Dengan kasih sayang yang tulus dan komunikasi yang baik, kita bisa menjadi tempat mereka kembali, di tengah dunia yang begitu cepat berubah.

Allahu a`lam bishowwab.
Bersambung Insya Allah.

Sobat-sobat pendidik yang budiman, bila mendapatkan hal yang tidak pas pada artikel ini mohon berkenan di perbaiki. terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun