Mohon tunggu...
Arif Prabowo
Arif Prabowo Mohon Tunggu... Administrasi - UIN KH Abdurrahman Wahid, Yayasan Al Ummah, PAUD IT/ TKIT/ SDIT Ulul Albab, SMP/SMA IT Assalaam Boardinng School

Menyukai pengelolaan Sumber Daya Manusia, Keluarga, Keayahan, masih belajar pendidikan yang bijak di era berlimpahnya informasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pentingkah Keluarga yang Kuat dalam Pendidikan Anak?

21 Agustus 2024   08:01 Diperbarui: 6 September 2024   13:52 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah

Pentingnya Membentuk Keluarga yang Kuat dalam Mendidik Anak: Perspektif Islam

Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan, keluarga memainkan peran sentral dalam membentuk karakter anak. Keluarga bukan hanya tempat berlindung fisik, tetapi juga lingkungan pertama dan utama dalam menanamkan nilai-nilai, akhlak, dan keyakinan yang akan membentuk karakter anak sepanjang hidupnya. Islam menekankan pentingnya peran keluarga, khususnya orang tua, dalam mendidik anak dan menyiapkan mereka menghadapi kehidupan dunia dan akhirat.

Islam mengajarkan bahwa pendidikan anak dimulai dari rumah. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menekankan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam menentukan arah kehidupan anak, baik dari sisi keyakinan, moralitas, maupun etika.

Keluarga yang kuat adalah pondasi bagi terciptanya generasi yang kuat. Keluarga yang memiliki visi, misi, dan nilai-nilai yang kokoh akan mampu membentuk anak-anak yang berakhlak mulia, berkepribadian tangguh, dan memiliki ketahanan dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Dr. Abdullah Nashih Ulwan ,  yang menyatakan bahwa keluarga adalah “madrasah pertama” bagi anak-anak. Orang tua, sebagai guru di madrasah ini, bertanggung jawab untuk mengajarkan nilai-nilai agama, etika, dan moralitas yang akan menjadi dasar bagi anak-anak mereka)1.

Dalam konteks ini, penting bagi orang tua untuk menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka. Seorang anak belajar lebih banyak dari apa yang dilihat daripada dari apa yang didengar. Oleh karena itu, orang tua harus menunjukkan perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, keadilan, kesabaran, dan kasih sayang. Sebagai contoh, dalam penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, seorang pendidik Islam, menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang harmonis dan memiliki ikatan emosional yang kuat cenderung memiliki kepribadian yang lebih stabil dan memiliki kemampuan sosial yang baik.

Namun, membentuk keluarga yang kuat tidaklah mudah. Dibutuhkan upaya yang terus-menerus, komunikasi yang efektif, dan komitmen dari semua anggota keluarga. Orang tua harus senantiasa belajar dan meningkatkan diri, baik dalam hal pengetahuan agama maupun dalam keterampilan parenting, agar dapat mendidik anak-anak mereka dengan cara yang terbaik.

Strategi Membangun Keluarga yang Kuat dan Tangguh dalam Pendidikan Anak

Membangun keluarga yang kuat dan tangguh dalam mendidik anak bukanlah tugas yang ringan, namun dengan strategi yang tepat, hal ini dapat dicapai. Salah satu kunci dalam membentuk keluarga yang kokoh adalah dengan menanamkan nilai-nilai agama dan akhlak sejak dini. Dalam Islam, penanaman nilai-nilai ini bukan hanya sekadar teori, tetapi harus diwujudkan dalam praktik sehari-hari di dalam rumah tangga.

Pertama, penting bagi orang tua untuk memperkuat hubungan mereka dengan Allah SWT. Keteladanan spiritual yang kuat dari orang tua akan memberikan dampak positif yang besar pada anak-anak. Seperti yang diungkapkan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya' Ulumuddin, "Anak adalah amanah yang diberikan oleh Allah kepada orang tua, dan hati mereka yang masih bersih adalah seperti mutiara yang murni." )2. Oleh karena itu, orang tua harus berusaha untuk selalu menjaga kedekatan dengan Allah melalui ibadah yang rutin, doa, dan memperkuat akhlak mulia.

Kedua, komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak merupakan fondasi penting dalam membangun keluarga yang kuat. Menurut Dr. Muhammad Qutb,  komunikasi dalam keluarga harus dilandasi oleh kasih sayang, keterbukaan, dan kejujuran. Orang tua harus mendengarkan anak-anak mereka dengan penuh perhatian, menghargai perasaan mereka, dan memberikan nasihat yang bijak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.)3

Ketiga, penting bagi keluarga untuk membangun kebiasaan-kebiasaan positif yang konsisten. Hal ini bisa dilakukan melalui rutinitas harian seperti shalat berjamaah, membaca Al-Quran bersama, dan berdiskusi tentang nilai-nilai Islam. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Zakiyah Daradjat, menunjukkan bahwa keluarga yang memiliki rutinitas ibadah bersama cenderung lebih harmonis dan memiliki ikatan yang kuat antar anggotanya.)4

Selain itu, pendidikan anak juga harus diarahkan untuk membentuk mereka menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Dalam hal ini, orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak-anak mereka untuk mengambil keputusan dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Sesuai dengan nasihat dari Ibnu Qayyim Al-Jawziyyah dalam kitabnya Tuhfatul Maudud, "Biarkan anak merasakan konsekuensi dari pilihannya, sehingga ia belajar tentang tanggung jawab.")5

Dan tidak kalah pentingnya, adalah dukungan emosional yang diberikan oleh orang tua. Dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan hidup, anak-anak perlu merasa dicintai dan didukung oleh keluarga mereka. Seorang pendidik Islam, Syaikh Abdullah Azzam, menekankan bahwa keluarga yang kuat adalah mereka yang mampu memberikan dukungan emosional yang stabil kepada anggotanya, sehingga setiap anggota merasa aman dan dihargai.)6

Dengan strategi-strategi ini, keluarga Muslim dapat membentuk generasi yang kuat, tangguh, dan siap menghadapi berbagai tantangan zaman, dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam yang mulia. (Bersambung Insya Allah.)

Bila sobat budiman menemukan kesalahan dalam tulisan ini , mohon bantu koreksi.

Ref:

  • Husain, Rinelsa R., & Takdir, Faradila (2024). Family as the first madrasah and media for optimizing educational functions. Journal of Social Research
  • Mighfar, Shokhibul (2023). Islamic parenting perspektif imam al-ghazali. Atthufulah
  • Hilmi, Moh Abdulloh (2023). Peran ayah dalam perspektif al-qur'an. Basha'ir
  • Bunyamin (2021). Konsep pendidikan islam dalam keluarga dan sekolah menurut prof. dr. zakiyah daradjat. Pendidikan Islam (University of Muhammadiyah Prof. Hamka (UHAMKA)
  • Mashani, Nur (2022). Konsep pendidikan anak usia dini dalam islam menurut ibnu qoyyim al-jauziyyah.Al-Muaddib Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan 
  • Haar, Karin., et all (2021). Impact of a Brief Family Skills Training Programme (“Strong Families”) on Parenting Skills, Child Psychosocial Functioning, and Resilience in Iran: A Multisite Controlled Trial. International Journal of Environmental Research and Public Health

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun