Di tempat ini,
Rombongan datang silih berganti
Cita-cita  setinggi langit
Membentur plafon,
Di tempat ini
Sesaat setelah tongkat besar dihentakkan
Dar! Dar! Dar!
Upacara dimulai
Kata-kata bijak
Penuh ambisi memikat
Para menikmat menyimak
Lekat
Ia lupa,
Bayangan kelam ada di depan mata
Langit mendung begitu gelap
Tentang lapangan kerja
Kian tercekat
Tangan-tangan kuat mencengkeram
Menarik-narik,
Hanya kerabat
Atau amplop dengan uang 'sekabat'
Siapa kuat?
Di tempat ini sebentar lagi sepi
Riuh rendah tergantung di dinding-dinding kamar
Dalam pigura besar
Jadi saksi,
Ruang kosong di tempat ini
"Lihatlah! Dulu nenek telah berada di tempat ini. Toga yang aku kenakan telah hancur di makan zaman."
Ruang kosong telah terbang bersama angan
Ia duduk mengenang masa lalunya,
Setelah sekian masa ijazahnya tergadai dalam lemari
Tak pernah disodorkan apalagi diperlihatkan,
Karena ia tau
Kacamata uang dan sanak kadang barulah mata menyaksikan
Menyisihkan di antara ribuan bahkan jutaan pelamar yang datang
Lalu,
Di tempat ini ada anak dan cucunya
Secara bersamaan
Mengulang adegan masa lalunya
Tangannya tengadah berdoa, "Semoga tak terjadi lagi pada mereka."
Banjarbaru, 3 Nopember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H