Begitu hampir tengah malam saat dia dan keluarganya sudah tidur, maka karung tersebut saya ambil dan saya sebar tepat di samping rumahnya. Tapi jangan ditiru lho ya! Bahaya...
Aduhai... Ternyata jadinya sangat banyak. Pekarangannya hampir penuh oleh sampah plastik tersebut. Setelah itu bergegas saya pulang.
Maka saat pagi pun saya langsung sowan ke rumahnya, dan menjelaskan duduk persoalannya. Mulanya dia marah. Namun setelah diberikan pengertian dan jalan keluar agar membuat galian sampah di tanah pekarangannya yang masih luas dia pun paham.
Besok harinya, beberapa orang diminta untuk menggali lobang sampah, hati saya senang bukan kepalang. Pertama karena sungai irigasi akan terbebas dari sampah. Kedua, pancing saya tidak akan lagi nyangkut di sampah yang ia biasa buang.
Pun jika irigasi airnya tidak terkontaminasi sampah, ikan-ikan akan berkembang biak secara bebas dan sehat. Pasti kehidupan ikan dan satwa lainnya akan lestari.
Di samping itu, jika hujan deras datang air akan mengalir desar tanpa hambatan. Dengan demikian banjir lokal yang berpeluang merendam sawah warga bisa dihindari.
Hal yang paling saya takuti adalah terjadinya kekerasan setelah yang saya lakukan. Ternyata dengan pengertian dan solusi semua bisa terkendali.
