Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kura-kura Berlari dan Semut Berjalan

19 Maret 2021   20:10 Diperbarui: 19 Maret 2021   20:13 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kura-kura Berlari dan Semut Berjalan

Dalam legenda, saat kera memaksa kura-kura lomba lari
Kura-kura tertinggal jauh sekali
Sangat jauh
Kisah akhir, kura-kura jadi pemenangnya

Demikian juga ketika ada yang berkata saking kesalnya pada orang yang berjalannya sangat lambat, "Jalan kaya semut. Yang cepat apa!"

Identik semut berjalan lambat, padahal semut jalannya sangat laju
Ada yang salah rupanya

Perak Sahara, semut ini berjalan dengan kecepatan 360 mph atau 161 meter/detik, mengubah paradigma
Tentu saja bagi yang luas pengetahuannya

Kita punya mata, mampu melihat detik demi detik begeser
Menghutung jam, hari, pekan, dan bulan
Lantas secara sadar berkata, "Tak terasa ya, kita sudah tua. Padahal kemarin baru saja bermain hujan-hujanan."

Kita telah mendengar legenda tentang kera dan kura-kura
Juga tak sadar pernah menyebut semut mewakili kekesalan
Lantas siapa yang salah, saat berkata, "Tak terasa..."

Memang adakah yang berbekas?
Jangan hari berganti
Mulut terbuka saja, saat menutup telah mengucapkan apa?
Kadang lupa kalimat persisnya
Jadi siapa yang lambat sekarang?
Daya tangkap?
Daya ingat?

Kitakah yang terlalu cepat
Atau langkah kura-kura berlari,
Semut berjalan?

Tentang cepat dan lambat, baru saja anakku bercerita, "Bapak berapa kali memukul badan saya? Ingat-ingat, karena apa coba?"

Pertanyaan itu begitu menggetarkan perasaan. Apa yang ingin ia sampaikan?
Ingin membalas dendam tentu saja bukan, tak pernah ada pelajaran balas dendam
Ingin mengingatkan agar tidak lagi memukul anak?
Juga tak mungkin, ia adalah anak bungsu

Dan benar!
Dalam ingatannya, baru saja kemarin terjadi
Sementara aku hampir tak mengingat sama sekali
Kejadian itu sudah sangat lama, lebih dari 18 tahun lalu
Tapi mengapa begitu cepat?

Ia kemudian menceritakan detail peristiwanya, seolah baru saja terjadi
Lengkap adegan tangis dan isaknya
Temannya yang beberapa waktu lalu bertemu dengannya juga berkata, "Inikah yang dulu pernah menangis di jalan saat berangkat sekolah."

Ia kemudian tersenyum dengan peristiwa itu, seperti baru saja
Aku hanya geleng-geleng kepala
Ternyata sekian tahun begit cepat berjalan
Tidak seperti semut berjalan, tidak juga seperti kura-kura berlari
Semua hanya tentang rasa yabg kemarin pernah terlupa
Atau lepas dari ingatan kita

Tb, 19 Maret 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun