Selamat Datang Jalan Berlobang!
Kita sambut datang dagelan
Tentang jalan berlobong
Kaki tegap melangkah mantab
Dari rumah rumah terucap
Pantang mundur, sebelum musuh kabur!
Di sepanjang jalan, lagu kebangsaan dikumandangkan
Penggugah semangat kepahlawanan
Nyaring langkah serempak
Dengan hitungan kompak
Kadang-kadang setengah berlari
Irama nyanyi dipercepat mengiringi
Satu kolimeter, semangat masih menggebu
Masih ingat pesan ibu, "Jangan permalukan mama, jangan senang jika hanya dapat nomor dua."
Dua kilometer, keringat mulai bercucuran
Kadang suara lagu hancur-hancuran
Namun semangat tetap sederas pancuran
Komandan barisan paham
Langkah tegap agar kembali kompak
Tiga kolimeter, empat kilo
Dua puluh kilometer dan seterusnya
Tak layak aku bercerita
Sepatu sudah ada sebagian disanggul di bahu
Beberapa orang telah rebahan di truk gandengan
Tercecer-cecer
Tak ada lagi barisan seragam dan nyaring nyanyian
Masing-masing dengan hayalan
"Alangkah jika istirahat, es buah kelapa pasti sedap. Tahu goreng hangat-hangat, atau tiduran di sopa sangatlah nikmat."
Saat telah sampai di tujuan, komandan memberikan pertanyaan, lomba gerak jalan tujuhbelasan kalah tak dapat penghargaan,
"Kenapa kita kalah?"
"Karena jalan berlobang!"
"Kenapa kita kalah?"
"Karena jalan berlobang!"
"Kenapa kita kalah?"
"Karena jalan berlobang!"
Pertanyaan dan jawaban adalah bentuk kekesalan
Tak sudi menerima kekalahan
Mencari kambing hitam
Alangkah kejam!
Tb, 17 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H