Langit Hitam, Hujan, Keriput, dan Uban
Saat langit hitam, kau masuk dalam sebuah pikiran;
Mungkin sebentar lagi hujan,
Jemuran segera diangkat,
Kendaraan masuk parkiran
Anak-anak bermain dipanggil
Lalu diajak pulang
Sebentar kemudian langit terang;
Anak-anak kembali bermain,
Jemuran kembali dilabang
Lalu sibuk dengan lain urusan
Bur!!!! Mendadak hujan turun;
Rintiknya langsung besar-besar
Disambut petir menggelegar
Hujan panas, katanya penyakit datang
Dengan teriakan anak-anak kau panggil lagi
Jemuran terlupakan
Gerutu menyalahkan hujan
Padahal peringatan akan hujan sudah terang
Padahal langit hitam hanya warna
Ada Sang Pencipta
Memberi aba-aba
Seperti;
Tumbuhnya uban
Sakit Gigi dan tanggal kumat-kumatan
Keriput kulit seluruh badan
Di depan dokter keluhkan kesakitan
Di depan cermin cemberut takut muka kusut
Bukankah protes telah dilakukan
Padahal,
Sama halnya dengan langit hitam
Kemudian terang dan mendadak turun hujan
Bukankah,
Keriput dan uban tanda-tanda datangnya ketuaan
Lalu acap kali masih lupa,
Seperti hujan yang tidak jadi
Padahal langit gelap di sana sini
Ia sungguh berbeda dengan keriput dan uban
Ini benar-benar tak bisa dikembalikan
Tb, 16 Maret 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H