Demikian juga pengasan pembina sekolah, dinas, Â dan yang terkait yang akhirnya agar guru melaksakan tugasnya, segala macam isian online dengan alasan pembinaan, supervisi, pemantauan bertumpuk-tumpuk diberikan.
Secara logika memang masuk akal, bukti apalagi yang paling layak dijadikan dokumen selain isian online tersebut. Tentu saja ada benarnya juga pendapat ini.
Di lain pihak, orangtua yang mau tidak mai harus mendampingi anaknya belajar terutama jenjang SMP ke bawah, keluhan siswa pasti sama. Gurunya tidak menjelaskan, yang ada hanya powerpoint atau video saja. Bagaimana bisa kami menyerap pelajaran. Keluhan semacam ini sering dialamatkan kepada guru saat berkunjung atau berpapasan.
Apalagi beberapa waktu lalu, perubahan email baru teruntuk kepala sekolah, guru, dan siswa yang sebelumnya pembelajaran telah berjalan menjadi terkendala. Banyak siswa yang kebingungan dengaj akun google classroom dengan email baru.
Akhirnya satu persatu laporan masuk, bahwa classroomnya tidak bisa dibuka, dan seterusnya.
Semester genap telah berjalan hampir dua bulan, kelelahan guru, siswa, dan orang tua sepertinya mulai terlihat. Guru yang antusian memproduksi konten pembelajaran perlahan-lahan lebih memilih youtube sebagai sumber belajar untuk siswanya.
Siswa yang mulanya rajin mengisi daftar hadir setiap ada proses pembelajaran mulai satu persatu enggan. Demikian juga orangtua siswa, selain membimbing anaknya belajar mereka juga harus memenuhi kebutuhan keluarganya dan hal lain urusan rumah tangga.
Tiga kompenen penting pembelajaran telah sama-sama menahan lelah, guru dengan inovasi pembelajarannya, siswa dengan monotonnya pembelajaran, serta orangtua yang juga harus menyelesaikan urusan rumah tangga yang lain.
Kita tentu saja tidak akan selesai dengan saling menyalahkan, pemerintah yang dianggap lambat menangangi masalah corona, kementrian yang belum memberikan jalan keluar atas masalah berbagai komponen pembelajaran, guru yang kurang semangat dalam inovatif, dan seabreg keluhan lainnya.
Sampai-sampai anak saya yang kini kelas 12 SMA berkata, "Gurunya kasihan, siswanya kasihan, orangtua apalagi. Tidak ada yang layak dipersalahkan."
Saya sempat tercengan dan kemudian memikirkan, bagaimana akhir pembelakaran jarak jauh di masa yang akan datang.