Mohon tunggu...
Bledhek
Bledhek Mohon Tunggu... Operator - ____________

Pengkhayal LEPAS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Detik Demi Detik

18 Februari 2021   21:12 Diperbarui: 18 Februari 2021   22:35 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: via persyadha.org

Detik Demi Detik

Dengan pelan tapi pasti, detik sedang mengelilingi, menggelindingkan bola salju
Untukmu, juga untukku

Kita mungkin saja tergilas, tanpa sempat menyadarinya
Terjatuh
Dan semakin jauh

Ia seakan tak peduli siapa korban berikutnya
Selalu berputar
Tanpa memberi kabar

Kemudian satu persatu
Lembaran cerita menjadi hambar
Padahal semua orang tau
Waktu menyingkir dan menyelamatkan diri
Dalam kepala sudah terpari
Sayangnya masih saja ia nikmati

Hingga detik demi detik menghampiri
Ada yang lupa sanak famili
Sahabat sejati
Hingga pada pencipta alam semesta ini

Sebenarnya apa yang ia cari?

Anakku tadi berkata, "Lihatlah Abang, ia terkurung. Bangun pagi. Bekerja. Siang, makan. Kemudian bekerja lagi. Saat senja mandi. Makan kemudian tidur. Esok begitu lagi."

Aku, kamu, dan kita semua terkurung
Dalam detik yang menggulung
Tanpa tau jalan keluar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun